Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Laga antara Real Madrid dan Barcelona di babak perempat final Copa del Rey pada Rabu (18/1) akan menjadi spesial bagi kedua tim. Duel tersebut akan menjadi pertemuan keempat dari kemungkinan delapan duel serupa yang mungkin mempertemukan mereka musim ini.
Ya, laga yang akan berlangsung di Santiago Bernabeu nanti akan menjadi pertemuan keempat seteru abadi itu dalam musim ini. Sebelumnya, mereka telah bertemu dua kali di dua leg final Piala Super Spanyol awal musim ini. Setelah itu, mereka kembali di La Liga 10 Desember 2011 lalu.
Tak berhenti sampai di situ. Karena pertandingan Copa del Rey selalu diselenggarakan sebanyak dua leg, maka dua klub raksasa asal Spanyol itu akan kembali bertemu untuk yang kelima kalinya pada 25 Januari nanti di Camp Nou. Keadaan akan bertambah rumit karena mereka akan bertemu untuk yang keenam kalinya pada musim ini di La Liga 28 April nanti.
Itu belum apa-apa karena mereka masih mungkin bertemu dua kali lagi pada musim ini. Ya, jika mereka kembali dipasangkan di Liga Champion sebelum final, maka bukan tidak mungkin duel El Clasico akan memasuki bab ketujuh dan kedelapan pada musim ini.
Tiga lebih banyak, tapi kurang tensi.
Jika dua duel El Clasico di Liga Champion benar-benar terjadi, maka bisa dikatakan dua klub peraih titel La Liga di Spanyol itu bertemu tiga pertandingan lebih banyak dibandingkan musim lalu. Pada musim 2010-11, mereka bertemu sebanyak enam kali di segala ajang. Dua laga terjadi di ajang La Liga, dua ajang lagi terjadi di semifinal Liga Champion, dan satu lagi terjadi di final Copa del Rey.
Walau demikian, tensi El Clasico musim ini sejauh ini terlihat tak setinggi musim lalu. Hanya pada Piala Super Spanyol di awal musim ini saja yang memperlihatkan tensi tinggi di antara kedua tim, dimana Jose Mourinho mencolok mata Tito Vilanova (asisten Pep Guardiola) di leg pertama yang diakhiri dengan skor 2-2 14 Agustus lalu. Setelah di ajang Piala Super Spanyol itu, tensi antara kedua tim tak begitu terlihat, seperti saat keduanya bertemu di La Liga 10 Desember lalu.
Itu terjadi mungkin karena Mou dan Madrid tak lagi menganggap ajang El Clasico sebagai ajang yang penting untuk dimenangkan. Mourinho sepertinya lebih mengutamakan konsistensi pada musim ini ketimbang hanya mengejar gengsi mengalahkan Barca di duel El clasico, terutama di La Liga. Terlebih lagi dengan konsistensi, Madrid berpeluang menjuarai La Liga musim ini walau mereka kalah di dua duel El Clasico di liga lantaran unggul lima poin dari Barca di klasemen sementara.
Tensi mungkin akan sedikit meninggi di Liga Champion, jika benar-benar bertemu. Namun mungkin tak akan setinggi musim lalu. Pasalnya, mereka tidak akan terlalu intens bertemu dalam sepekannya. Berbeda dengan musim lalu, dua musuh bebuyutan itu bertemu sebanyak empat kali dalam dua pekan (dua di semifinal Liga Champion, satu di final Copa del Rey, dan satu di La Liga)!
Keadaannyapun berbeda dari musim lalu. Pada musim lalu kedua tim bertemu di semifinal Liga Champion, yang pasti akan panas karena menentukan tim mana yang akan melaju ke final dan merebut trofi Liga Champion musim tersebut. Selain itu, di liga Madrid dalam posisi mengejar Barca kala itu. Mereka berada di peringkat kedua dengan selisih tak terlalu jauh dari Barca di peringkat pertama.
Tak hanya itu, Mourinho juga tengah "bawel-bawelnya" di media karena statusnya sebagai pelatih kelas wahid usai membawa Inter Milan meraih treble (Copa Italia, Serie A, dan Liga Champion) pada musim sebelumnya. Tentu Mou saat itu tak mau reputasinya tercoreng hanya karena tak mampu membawa timnya menyaingi Barca di segala ajang yang mempertemukan mereka. Saking "bawelnya" Mou, Pep sempat berkata kasar di hadapan media massa saat menanggapi pernyataan pedas pelatih asal Portugal itu.
Di musim ini, Mou terlihat lebih tenang. Itu mungkin Mou merasa timnya berada di atas angin dari Barca meski mereka belum pernah menang dari tim asal Catalunya itu musim ini. Selain itu, prioritas Mou sepertinya juga berubah dengan lebih menitik beratkan untuk meraih trofi La Liga dan Liga Champion musim ini. Mou sepertinya juga sangat "pede" alias percaya diri timnya bisa meraih trofi yang lebih banyak dari Barca lantaran sejarah kepelatihannya selama ini.
Bisa juga karena keduanya begitu sering bertemu semenjak musim lalu. Biasanya, duel El Clasico hanya terjadi dua kali permusimnya. Namun mulai musim lalu jumlahnya berlipat. Akibatnya baik penonton maupun awak kedua tim menjadi "terbiasa" dan kehilangan "greget" saat melakoni dan menyaksikan El Clasico. Tak ada lagi yang spesial!
"Ketika laga itu (El Clasico) masih jarang, memang terasa menyenangkan. Tetapi, ketika laga itu terlalu sering, Anda akan merasa jenuh. Menurut saya, karena kami melakoni begitu banyak pertandingan (El Clasico), terkadang rasanya seperti ada yang kurang dalam laga itu," ujar salah satu punggawa Madrid, Iker Casillas.
Walau demikian, mungkin terlalu prematur untuk mengatakan tensi antara kedua tim menjelang El Clasico tak terlalu tinggi. Semuanya mungkin saja berubah dalam beberapa hari ke depan. Terutama jika Mou mulai "berkoar-koar" serta menyombongkan diri, dan awak Barca termasuk Pep ikut terpancing perang psikologis dengan mantan pelatih Chelsea dan Inter Milan itu. Jadi, kita lihat saja nanti.