Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
an yang berpasangan dengan Candra Wijaya, mengakui bahwa dirinya belum puas dengan pencapaian yang diraih pebulutangkis muda binaan PB Djarum.
Di sepanjang tahun 2011, atlet-atlet muda dari PB Djarum mencatatkan prestasi gemilang di turnamen nasional maupun Internasional. Sebagai contoh, Fransiska Ratnasari menjadi juara tunggal putri di Russian White Night Internasional 2011. Pasangan ganda campuran Edi Subakti/Gloria Emanuelle Widjaja juga menjadi kampiun di Kejurnas Pekanbaru.
Prestasi tersebut rasanya cukup mempatenkan PB Djarum sebagai salah satu klub bulutangkis terbesar dan terbaik di Indonesia. Namun, Sigit berpendapat lain. Lelaki yang kini menjabat sebagai pelatih PB Djarum itu mengaku belum puas dengan penampilan anak-anak asuhnya.
"Kalau dibilang puas, dari segi prestasi mungkin iya. Tapi dari segi penampilan, saya belum puas. Saya harap mereka lebih termitovasi dan terus rajin berlatih," ucap Sigit dalam acara pemberian penghargaan pada atlet PB Djarum di Planet Hollywood, Jakarta, Selasa (17/1).
Namun, ia tak mengesampingkan usaha dan kerja keras yang dilakukan anak asuhnya selama ini. "Prestasi yang diraih atlet kami di tahun 2011 cukup bagus. Ini juga hasil dari kerja keras mereka," katanya.
Hal senada dilontarkan oleh Hariyanto Arbi, mantan tunggal putra Indonesia yang terkenal dengan Smash 100 Watt-nya. Ia menilai perkembangan bulutangkis di tingkat nasional sudah bagus, namun perlu diperbaiki untuk melangkah ke tingkat Internasional.
"Perkembangan untuk nasional sih sudah bagus, tinggal Internasional saja yang perlu diperbaiki. Mungkin, adik-adik perlu persiapan yang lebih matang untuk melangkah ke Internasional," tukas lelaki berusia 39 tahun itu.