Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kongres PSSI-KPSI sempat diskors selama enam menit oleh Pimpinan Sidang sekaligus Ketua KPSI, Toni Aprilani, setelah terjadi hujan interupsi dan kericuhan usai diumumkan nama-nama tujuh anggota Komite Pemilihan dan tujuh nama Komite Banding Pemilihan.
Hujan interupsi terjadi dalam Pra-Kongres PSSI-KPSI yang diadakan di Swiss-Bel Hotel, Mangga Besar, Jakarta, Sabtu (21/1). Pengumuman usulan nama tujuh anggota Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan menjadi pemicu terjadinya interupsi.
Toni Aprilani membacakan 14 nama hasil penjaringan untuk menjadi anggota Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan yang akan bertugas melakukan verifikasi terhadap calon-calon ketua umum PSSI yang baru menggantikan Djohar Arifin Husin yang mendapatkan mosi tak percaya dari anggota PSSI yang mendukung Kongres Luar Biasa (KLB).
Toni membacakan nama-nama Komite Pemilihan antara lain, Dhimam Abror yang merupakan usulan Pengprov PSSI Jawa Timur, Mochdar usulan dari Balikpapan, Jimmy Napitupulu mewakili perangkat pertandingan, Didik Darmadi mewakili pemain, La Sya dari Persipura, Idris dari PSMS Medan, dan Tubagus Kun Adi dari Pengprov Jawa Barat.
Sementara itu untuk Komite Banding Pemilihan, Toni membacakan nama-nama yang telah dijaring antara lain, Achmad Riyad ysng merupakan anggota Komite Banding saat Kongres Solo, Achmad Amin, Rully Nere sebagai mantan pemain, Johar Lin Eng yang merupakan Sekretaris Pengprov Jawa Tengah, Hendri Zainudin dari Sriwijaya FC, Purwanto yang mewakili perangkat pertandingan, dan Umuh Muchtar dari Persib Bandung.
Usai nama-nama tersebut diumumkan, hujan interupsi terjadi. Interupsi diawali dengan protes dari perwakilan Gorontalo yang merasa keberatan karena tak ada perwakilan mereka dalam dua komite tersebut. Sementara itu, anggota PSSI lain merasa nama-nama yang diumumkan sudah cukup membuat suasana menjadi semrawut.
Namun, interupsi kembali terjadi, di mana perwakilan Gorontalo tetap bersikukuh meminta ada perwakilan mereka dalam komite yang akan dibentuk oleh KPSI itu, yang juga didukung oleh perwakilan Yogyakarta, yang juga merasa nama mereka tak dimasukkan dalam kandidat.
Acara sempat diskors beberapa menit oleh Toni Aprilani karena ricuhnya suasana di dalam ruang sidang. Namun, akhirnya Pra-Kongres kembali berjalan setelah Pimpinan Sidang mewujudkan permintaan perwakilan dari Gorontalo dan Yogyakarta untuk memasukkan wakil mereka dalam penjaringan nama Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan. Dua nama yang ditambahkan adalah Kadir Halid dari Sulawesi, dan Dwi Irianto dari Yogyakarta.