Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
11. Namun, kali ini langkah raja lapangan tanah liat itu terasa lebih istimewa untuk bisa sampai ke final di Melbourne.
Hal tersebut tidak terlepas dari ancaman cedera lutut yang sempat menghantuinya sebelum bergulirnya turnamen ini. Untungnya, tidak ada sesuatu yang sangat serius sehingga dia bisa berlaga di Melbourne Park dengan sedikit gangguan di lutut.
Secara perlahan dia terus melaju sambil memulihkan kondisi terbaiknya. Cara tersebut tentu berakibat permainannya tidak bisa maksimal dalam beberapa pertandingan awal. Namun, secara perlahan terus meningkat sehingga saat bertemu Roger Federer dia bisa menampilkan performa terbaiknya.
Dengan kondisi fisik lebih baik di semifinal, Nadal mendapatkan peluang untuk bisa mengimbangi bahkan mengalahkan juara 16 gelar grand slam itu. Laga yang bergulir di Rod Laver Arena, kawasan Melbourne Park, Kamis (26/1), dengan kondisi prima petenis andalan Spanyol itu sanggup mengalahkan Federer dalam pertarungan empat set. Setelah bermain selama 3 jam 39 menit Nadal memastikan diri lolos ke partai puncak dengan menghentikan laju Federer dengan hasil akhir 6-7 (5), 6-2, 7-6 (5), 6-4.
"Selalu menyenangkan berada di lapangan ini. Ini seuatu jehormatan bermain melawan Roger. Ini merupakan sebuah pertandingan fantastis. Menakjubkan ada satu petenis di depan anda yang tidak melakukan kesalahan dan sebuah pertandingan yang benar-benar lengkap," kata Nadal.
"Dalam perjalanan karier, saya ingin terus belajar karena ada satu petenis yang berada di depan saya. Jika Anda bertanya kepada saya dua pekan lalu mengenai apakah saya bisa berada di sini (final), saya tidak bisa membayangkan itu. Buat saya ini adalah sebuah mimpi untuk kembali ke final."