Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Laga antara Persela Lamongan dan PSMS Medan yang rencananya akan berlangsung di Stadion Surajaya Lamongan, Minggu (29/1), terpaksa dibatalkan dan ditunda hingga waktu yang belum dipastikan. Buruknya kondisi lapangan di Stadion Surajaya menjadi faktor utama ditundanya laga tersebut.
Kondisi lapangan di Surajaya yang memang buruk terlihat pada beberapa laga kandang Persela. Derasnya guyuran hujan membuat lapangan menjadi berlumpur sehingga para pemain kesulitan untuk berlari dan mengendalikan bola.
Pihak panitia pelasana (panpel) Persela sebenarnya sudah berinisiatif menggunakan Stadion Petrokimia Gresik untuk menggelar laga ini. Namun, itu tak bisa dilakukan lantaran pengelola stadion milik perusahaan pupuk BUMN PT Petrokimia Gresik menolak permintaan tersebut sehingga Persela harus mengikuti anjuran PT Liga Indonesia yang memilih menunda laga tersebut.
"Kami sudah berupaya untuk bisa menggunakan Stadion Petrokimia Gresik yang lebih representatif. Kebetulan stadion itu letaknya tidak jauh dari Lamongan. Namun, kami tidak mendapatkan izin dari pihak pengelola Stadion Petrokimia. Jadi, terpaksa kami tak punya pilihan kecuali harus menyetujui keputusan BLI," ujar Sekretaris Persela, Muji Santoso.
Muji mengatakan bahwa rencananya laga tertunda ini akan dijadwal ulang pada awal Maret, di mana saat itu PSMS juga memiliki jadwal untuk melawat ke klub Jawa Timur lain, Deltras Sidoarjo, pada 3 Maret. "Kami sudah mendapat kabar dari BLI bahwa laga ini akan dijadwalkan ulang pada Selasa, 28 Februari, dan Sabtu 3 Maret PSMS akan bertandang ke Deltras Sidoarjo," ujar Sekretaris Persela itu.
Persela pun Sudah Lama Keluhkan Buruknya Kondisi Surajaya
Kondisi buruk lapangan di Stadion Surajaya sudah dirasakan Persela sejak laga kandang perdana mereka saat berhadapan dengan Sriwijaya FC 4 Januari silam, di mana kedua tim akhirnya bermain imbang 1-1. Kala itu Persela memiliki banyak peluang untuk menciptakan gol. Namun, buruknya lapangan cukup berpengaruh sehingga peluang tersebut tak bisa dikonversi menjadi gol.
Bahkan ketika dihubungi Bolanews.com usai pertandingan tersebut, asisten pelatih Persela, Didik Ludiyanto, mengungkapkan bahwa pihaknya sampai harus meminta disediakan sepatu pul enam untuk pertandingan kandang berikutnya, di mana mereka menjamu Persiram Raja Ampat.
Terbukti saat menghadapi tim Papua itu lapangan kembali berlumpur. Namun, Persela berhasil mengatasi buruknya lapangan dengan baik dan meraih kemenangan telak 5-1. Begitu pun dengan laga kandang terakhir menghadapi PSAP Sigli, di mana pasukan Miroslav Janu itu menang 2-0.
Meskipun Persela meraih dua kemenangan kandang itu, sang pelatih tetap merasa kurang puas karena kondisi lapangan tak berubah. Bahkan saat menjamu PSAP Sigli, pilar lini belakang Persela, Roman Goliant, sempat terjatuh dan wajahnya berlumuran lumpur hingga harus dibersihkan dengan air oleh rekan setimnya.
Janu memang menjadi orang yang selalu mengeluhkan kondisi lapangan Surajaya. Pelatih asal Slovakia itu mengatakan bahwa timnya kesulitan mengembangkan permainan saat berlatih maupun saat bertanding. "Tim sebagus apa pun tidak akan bisa maksimal bermain dengan lapangan seperti yang dimiliki Persela," ujar Pelatih Persela itu.
Kejadian ini tampaknya menjadi momen untuk membuat pemerintah Kabupaten Lamongan berpikir serius membangun stadion baru atau setidaknya melakukan renovasi terhadap Stadion Surajaya Lamongan karena kondisi lapangan yang buruk itu terbukti tidak hanya dikeluhkan oleh lawan, tetapi juga tim tuan rumah.
/Sahlul Fahmi