Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Laga Klasik di Indonesia

By Benediktus Gerendo Pradigdo - Minggu, 29 Januari 2012 | 13:24 WIB
Hariono (Persib) dan Ismed Sofyan (Persija), duel klasik di Indonesia

Pecinta sepak bola di tanah air sudah pasti tak ingin melewatkan Laga Klasik Indonesia yang mempertemukan dua klub besar, Persib Bandung dan Persija Jakarta. Pertarungan sengit antara dua klub yang selalu terjadi sepanjang sejarah perjalanan liga Indonesia itu selalu menarik penikmat sepak bola tanah air untuk membicarakannya.

Laga yang melibatkan klub ibu kota Indonesia dan klub ibu kota Jawa Barat itu selalu menjadi suguhan menarik, terutama karena aroma "permusuhan" yang sudah lama terjadi antara kelompok suporter dari kedua tim tersebut, Viking dan The Jakmania.

Mungkin kita akrab mendengar istilah El Clasico di liga Spanyol yang mempertemukan dua klub besar, Real Madrid dan Barcelona, atau mungkin derby d'Italia yang mempertemukan Juventus dan Inter Milan di kompetisi domestik Italia. Ya, tak berbeda jauh dengan dua rivalitas tersebut, pertemuan antara Persib dan Persija pun selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta sepak bola Indonesia, terutama bagi kelompok suporter dari kedua klub tersebut.

Perseteruan Antara Viking dan The Jakmania

Persib Bandung memiliki masa keemasan dalam sepak bola Indonesia selama satu dekade dari 1985 hingga 1995. Pada tahun terakhir di masa jayanya itu Persib masih unggul dari Persija. Tanding di Jakarta 16 April 1995 dalam Liga Indonesia (Ligina) pertama, Persib mampu menahan imbang Persija dengan skor 1-1 sebelum akhirnya berhasil mengalahkan klub ibu kota itu pada 21 Mei 1995 di Bandung dengan skor 2-1.

Namun, dalam pertemuan sejak 1998 hingga 2011, Macan Kemayoran terlihat lebih unggul. Tercatat Persija memenangi 15 laga, di mana enam di antaranya didapatkan saat berlaga ke kandang Persib. Sementara itu Persib hanya tercatat meraih tiga kali kemenangan, dan delapan laga sisa berakhir dengan hasil imbang.

Ya, catatan pertemuan memang mungkin menarik bagi sejarah kedua tim. Namun, dalam duel antara Macan Kemayoran dan Maung Bandung ini lebih kental terjadi di luar lapangan. Hubungan antara kelompok suporter dari kedua tim tak pernah baik.

Viking, kelompok suporter Persib yang berdiri sejak 1993, terkenal sangat loyal mendukung klub kebanggaan Jawa Barat tersebut. Ke mana pun Persib tampil, Viking dengan setia mendukung, termasuk ketika bermain di Jakarta, sebelum perseteruan dengan The Jakmania merebak.

Sementara itu, pendukung Macan Kemayoran, The Jakmania, mulai menghiasi persepakbolaan Indonesia pada 1997. Sejak itu, pertumbuhan jumlah anggota The Jakmania pun sangat pesat, bahkan di pinggiran Jakarta seperti, Bekasi, Depok, Bogor, cukup banyak anggota suporter Persija Jakarta itu.

Entah kapan tepatnya terjadi, perseteruan antara Viking dan The Jakmania mulai terjadi dan terus berlanjut hingga saat ini. Satu hal yang pasti sejak kedua suporter ini terkenal berseteru, saat kedua tim bertemu, suporter tim tamu tidak diizinkan untuk datang oleh pihak kepolisian dengan alasan keamanan.

Berbeda dengan saat Persija menjamu tim lain seperti contohnya PSMS Medan atau pun Arema, yang datang bersama suporternya, saat menghadapi Persib, Stadion Lebak Bulus atau pun Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan yang menjadi markas Persija selalu hanya dihiasi warna oranye.

Hal serupa pun juga akan selalu terlihat saat Persija dijamu di kandang Persib. Baik saat masih bermain di Stadion Siliwangi maupun di Stadion Si Jalak Harupat, hanya pendukung Persib seperti Bobotoh dan Viking yang memadati stadion hingga penuh sesak untuk melihat tim kesayangan mereka mengalahkan Sang Musuh Bebuyutan.

Perseteruan Diangkat ke Layar Lebar

Hubungan yang tidak baik antara Viking dan The Jakmania pun sangat terkenal di telinga pecinta sepak bola tanah air hingga ke seluruh Indonesia. Begitu terkenalnya hingga sebuah film layar lebar dibuat dengan nuansa perseteruan antara kedua kelompok suporter tersebut.

"Romeo Juliet" sebuah film garapan Andibachtiar Yusuf yang menceritakan drama percintaan antara seorang The Jakmania bernama Rangga (diperankan oleh Edo Borne) dengan seorang Lady Vikers bernama Desi (diperankan oleh Sissy Pricillia).

Mengapa diberi judul "Romeo Juliet"? Film ini mengadopsi karya terkenal William Shakespeare yang menceritakan kisah percintaan antara pemuda bernama Romeo dan gadis bernama Juliet, yang perjalanan cintanya tak mendapat restu karena perseteruan keluarga mereka, Montague dan Capulet. Pada film ini perseteruan keluarga Montague dengan Capulet secara jenius diubah menjadi perseteruan antara The Jakmania dan Viking.

Film yang dirilis 23 April 2009 itu terbilang sangat diminati oleh penikmat film tanah air. Namun, suara sumbang pun tak luput menerpa beredarnya film ini. Muncul pernyataan dari Viking saat itu bahwa film ini dibuat dengan sudut pandang The Jakmania, dan film yang dianggap kontroversial itu menambah aroma perseteruan kedua kelompok suporter menjadi semakin tajam.

Lawatan Persija ke Bandung 2012

Minggu 29 Januari 2012 di Stadion Si Jalak Harupat, kembali digelar partai klasik penuh rivalitas tersebut akan kembali digelar. Keduanya bertemu dalam Indonesia Super League (ISL) musim 2011/2012. Partai ini pun jelas sudah ditunggu seluruh pecinta sepak bola, terutama bagi Viking maupun Jakmania.

Laga penuh emosi ini akan semakin menarik dengan hadirnya enam mantan pemain Persija yang kini berseragam Maung Bandung. Tony Sucipto, M. Ilham, M. Nasuha, Aliyudin, Sigit Hermawan, dan Jandry Pitoy, adalah nama-nama yang musim lalu masih berseragam oranye di klub ibu kota.

Bintang-bintang eks Persija itu diyakini akan membuat laga kali ini berlangsung semakin seru karena mereka dipastikan masih hapal gaya permainan tim yang sempat dibelanya dulu. Terlebih Persib juga memiliki gelandang-gelandang keras seperti Hariono dan Miljan Radovic yang membuat pertarungan di lini tengah dengan Hasyim Kipuw dan Robertino Pugliara akan semakin seru.

Adu cepat dan menciptakan jumlah gol yang lebih banyak pun bisa terjadi di laga ini. Persib yang diperkirakan menurunkan duet Airlangga dan Moses Sakyi, tentu ingin membombardir pertahanan Persija yang dikawal Fabiano Beltrame, Precious, Ismed Sofyan, dan Amarzukih, di depan para pendukungnya.

Namun, Persija yang hingga kini masih memiliki catatan pertemuan yang lebih baik dibandingkan Persib, dijamin tak akan menyerah begitu saja. Bermodalkan permainan dengan hati yang selalu diusung oleh pelatih Iwan Setiawan, duet Pedro Javier dan sang kapten, Bambang Pamungkas, juga diharapkan bisa menembus tembok Persib yang dikawal Maman Abdurrahman, Zulkifly Syukur, Toni Sucipto, dan salah satu pemain asing yang pernah juga membela Persija, Abanda Herman.

Dengan materi pemain yang cukup berkelas, kedua tim berpeluang besar untuk memenangi laga klasik di Indonesia itu hari ini. Kita akan lihat bersama bagaimana hasil akhir antara Maung Bandung vs Macan Kemayoran di Stadion Si Jalak Harupat sore ini, Minggu (29/1).

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P