Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Legenda AC Milan, Arrigo Sacchi, mengeluarkan kritik terhadap bekas klub yang pernah dilatihnya tersebut. Sacchi menyebut I Rossoneri banyak diperkuat pemain tua dan jarang memperhatikan perkembangan para pemain muda.
Sacchi yang saat ini menjabat sebagai koordinator teknis Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), menyatakan dirinya tidak terkesan dengan kemenangan Milan atas Cagliari pada hari Minggu (29/1). Meski Rossoneri melumat tim asal Sardinia tersebut dengan skor 3-0, Sacchi melihat kecepatan permainan anak asuhan Allegri sudah melambat.
"Saya menonton pertandingan Milan melawan Cagliari dan tampaknya banyak pemain yang usianya tidak berbeda jauh dengan saya," sindir pria berusia 65 tahun ini.
Sacchi kemudian mengeluarkan pernyataan mengejutkan yang menyebutkan Milan tidak akan menjuarai liga musim ini. Pria yang membawa Milan menjuarai Liga Champion dua musim berturut-turut ini (1988/89 & 1989/90), menyebut Juventus yang akan keluar sebagai kampiun, meski dia tidak meragukan kapabilitas seorang Massimiliano Allegri.
"Allegri adalah pelatih hebat. Dia memiliki skuad yang rumit ditambah dengan jumlah pemain yang banyak. Sedangkan Juventus memiliki skuad yang tidak begitu rumit dengan jumlah pemain yang lebih sedikit," terang pria yang menyukai formasi 4-4-2 tersebut.
Sacchi menambahkan Juventus memiliki keuntungan tidak berpartisipasi dalam kejuaraan antarklub Eropa sehingga dapat memusatkan perhatian pada liga. Sedangkan fokus Milan masih terpecah ke Liga Champion, di samping Serie A dan Coppa Italia. Kekuatan Milan akan banyak terserap di Liga Champion dimana Il Diavolo Roso sudah ditunggu Arsenal pada babak 16 besar.
Lebih lanjut, Sacchi yang ditunjuk sebagai penanggung jawab untuk mengawasi perkembangan pemain muda dari tim nasional Italia U-16 hingga U-21, mengajak semua pihak terlibat dalam pengembangan pemain muda di Italia. Sacchi merujuk pada duo AC Milan dan Inter yang seharusnya paling bertanggung jawab atas generasi muda Italia.
"FIGC mempercayakan pengembangan pemain muda kepada saya. Saya merasa bisa berbuat lebih banyak, terutama dari sudut pandang ekonomi. Dari segi investasi, hal ini cukup menjanjikan."
"Tidak bisa dipercaya. Real Madrid menginvestasikan 40-45 juta euro (sekitar 533 miliar rupiah) untuk program pengembangan pemain muda. Barcelona menginvestasikan 50-55 juta euro (sekitar 652 miliar rupiah). Sedangkan Milan dan Inter, yang memiliki investasi paling besar di Italia, hanya menghabiskan 14-15 juta euro (sekitar 177 miliar rupiah)," terang Sacchi.
Sacchi melihat fakta tersebut mengganggu pemain muda untuk berkembang. Maka dari itu Sacchi berharap untuk ke depannya, klub-klub Italia lebih menaruh perhatian kepada para pemain muda dan program pengembangannya, sehingga berdampak positif bagi tim nasional senior.