Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
sampai eks penyerang timnas Argentina itu meneteskan air mata.
Crespo pulang ke Parma pada musim dingin 2009/10, setelah merantau ke berbagai klub di 12 tahun terakhir.
Namun tak disangka, striker berjuluk Valdanito itu memilih untuk meninggalkan Parma lantaran dirinya merasa sudah tak dibutuhkan lagi di skuad I Gialloblù.
"Aku sedih, aku lebih suka tidak melakukan ini, tetapi saya harus melakukan ini untuk para penggemar Parma," katanya pada Football Italia sambil menitikkan air mata sore ini.
"Hal ini tidak mudah bagi saya untuk memutuskan akhiri karier di Parma setelah 19 tahun berpetualang di tingkat atas sepak bola," tambahnya.
"Presiden Tommaso Ghirardi dan Direktur Pietro Leonardi meminta saya untuk bergabung dalam periode sulit Parma, saat itu saya tersentak dan aku ingin pulang. Sampai semua hal berjalan dengan sangat baik mengingat kami finis di peringkat delapan dan saya adalah pencetak gol terbanyak.
"Tapi hari ini mereka telah menunjukkannya selama enam bulan terakhir, bahwa mereka dapat bertahan hidup tanpa aku. Saya meninggalkan Parma dengan damai, sepengetahuan bahwa saya bukan lagi bagian dari proyek teknis di sini, karena Parma berada dalam kondisi yang baik sekarang.
"Saya tidak ingin memberatkan Parma dan tidak baik juga bila saya terus di bangku cadangan atau di tribun, itu sebabnya saya mengambil keputusan ini," jelas Crespo.
Dengan keputusan sepihak ini, banyak media berspekulasi tentang masa depan Crespo ke Liga India, sebagaimana banyaknya rumor yang beredar. Namun pria berusia 36 tahun itu menampiknya.
"Aku punya pilihan, tapi aku tidak menarik kembali kontrak saya untuk pergi ke tempat lain," lanjut Crespo. "Saya memiliki penawaran dari India, Cina, Qatar dan Amerika. Tapi tidak ada yang telah disepakati," tukasnya.
Selama berseragam Parma di dua era (1996-2000, dan 2010), tercatat sudah 158 kali Crespo tampil dan turut menyumbang 72 gol buat Gli Emiliani.