Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
an itu lebih memilih menyelesaikan permasalahannya dengan Miller secara empat mata.
Pekan lalu Miller sempat mengatakan bahwa Malone tidak dapat diandalkan dan terlalu tidak stabil untuk menjadi asisten pelatih Jazz. Tak hanya itu, ia juga menuliskan di akun Twitter-nya bahwa eks pemain LA Lakers tersebut selalu menggunakan calo untuk membeli tiket pertandingan Jazz saat musim lalu.
Malone, yang menghabiskan 18 tahun karier NBA-nya bersama Jazz, menanggapi kritik tersebut dengan santai. "Kita menjadi sangat berani ketika menulis tweet, SMS, atau blog. Yang diperlukan hanya menulis dan kemudian tekan tombol kirim. Saya tidak punya waktu untuk mengurusi itu," ucap lelaki berjuluk Mail Man tersebut pada Salt Lake Tribune.
"Jangan men-tweet, jangan menulis blog, jangan mengirim SMS, beri saya sedikit rasa kemanusiaan. Saya di kota Utah dua atau tiga kali sebulan. Sampai saya bertemu Miller secara langsung, tidak akan ada komentar lagi tentang dia," sambung Malone.
Perseteruan antara Malone dan Miller bermula pada pertengahan Februari 2011. Kala itu, dalam sebuah kolom di koran terbitan Amerika Serikat, Malone menulis tentang rasa kekecewaannya atas keputusan Jazz yang memecat Jerry Sloan dari kursi kepelatihan. Ia juga menilai mantan timnya itu membuat langkah yang salah dengan melepas Derron Williams ke New Jersey Nets.
Tulisan tersebut ternyata membuat sang CEO tak senang. Walhasil, selang beberapa bulan kemudian, Miller balas meluncurkan kritikan tajam pada Mail Man melalui Twitter dan blog.