Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mantan Ketua Umum PSSI yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI, Agum Gumelar, mengaku kecewa karena hakekat reformasi PSSI yang pernah disampaikannya kepada Ketum PSSI saat ini, Djohar Arifin Husin, tidak terwujud.
Semakin memburuknya situasi sepak bola di Indonesia dengan adanya pertarungan antara PSSI dan KPSI (Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia) dinilai oleh Agum Gumelar sebagai tanda tidak terwujudnya tiga poin hakekat reformasi PSSI yang pernah disampaikannya pada Djohar Arifin Husin sebagai Ketum PSSI yang baru.
Agum mengaku saat ia menjabat sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI telah memberi masukan kepada kepengurusan baru PSSI untuk melakukan reformasi dengan tiga poin penting.
"Saya sudah minta kepada pimpinan PSSI sekarang sewaktu mereka terpilih. Ada masukan dari saya kepada Pak Djohar kalau mau melakukan reformasi dalam persepakbolaan nasional sepakbola kita ini ada tiga hakekatnya. Pertama, Tinggalkan jauh-jauh nilai lama yang dibuat pengurus lama yang tidak benar, arogan, dan memaksakan kehendak dengan tak berkomunikasi dengan pihak yang berseberangan," ungkap Agum kepada wartawan, Rabu (8/2) siang WIB.
"Hakekat reformasi yang kedua, tidak semua yang dibuat pengurus lama tidak benar. Ada kebijakan pengurus lama yang relevan untuk dilanjutkan. Mengapa tidak? Lanjutkan itu. Saya ambil contoh kompetisi yang telah berjalan begitu baik, begitu berbobot, dan begitu diminati. Rating liga sepak bola kita jauh mengalahkan rating sepakbola di eropa, itu kan sudah bagus. Animo masyarakat kita sudah besar dan yang sudah bagus seperti ini harus dilanjutkan."
"Hakekat reformasi ketiga yang saya sampaikan kepada pak Djohar adalah agar mulai hari ini ke depannya tidak ada lagi stigma itu si A orangnya si B, tidak boleh seperti itu ke depannya. Spirit ke depan harusnya rekonsiliasi untuk mempersatukan semua pihak," papar Agum mengenai poin penting reformasi sepak bola Indonesia.
Namun, Agum merasa kecewa karena apa yang ia sampaikan kepada pengurus PSSI itu tidak terwujud. Agum sekarang berharap KPSI dan PSSI bisa melakukan rekonsiliasi dengan baik untuk menghasilkan sepak bola Indonesia yang berprestasi.
"Itu semua tidak terwujud dan saya tentunya sangat kecewa. Jika KPSI, PSSI, dan masyarakat sepakbola ke depannya bisa terbina bersama dengan baik, maka kita akan bisa menghasilkan prestasi. Seperti saya katakan tadi, yang penting spirit rekonsiliasi yang telah saya sampaikan itu harus dilaksanakan terlebih dahulu," tegas Agum yang pernah menjabat sebagai Ketum PSSI sebelum era Nurdin Halid itu.