Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Curahan Hati Seorang Nicolas Anelka

By Parlindungan Siahaan - Rabu, 8 Februari 2012 | 22:02 WIB
Nicolas Anelka (Jose Jordan/Getty Images)

kira yang dialami mantan penyerang The Blues, Nicolas Anelka, setelah ia menolak menandatangani kontrak baru yang ditawarkan manajemen Chelsea.

Awal januari lalu, Anelka meninggalkan Stamford Bridge dan resmi pindah ke Cina untuk membela Shanghai Shenhua. Striker yang direkrut Chelsea dari Bolton Wanderers pada tahun 2008 tersebut, telah menjadi bintang bagi The Blues setelah mempersembahkan gelar juara liga Inggris musim 08/09 dan 09/10 serta mentahbiskan diri sebagai top skorer liga dengan 19 gol pada musim 08/09 di bawah kepemimpinan Carlo Ancelotti.

Akan tetapi, sumbangan gelar yang diberikan penyerang berusia 32 tahun tersebut seakan tidak berarti ketika dirinya menolak tawaran kontrak baru yang disodorkan oleh klub. Anelka pun membeberkan bagaimana hari-hari terakhirnya di Chelsea sebelum akhirnya pindah ke Shanghai Shenhua.

"Saya dihukum karena menolak perpanjangan kontrak di Chelsea. Mereka menyuruh saya untuk berlatih dengan tim muda Chelsea. Saya memiliki semua peralatan yang dibutuhkan oleh semua pesepak bola profesional, tetapi mereka menempatkan saya di ruang ganti terpisah," ungkap Anelka.

"Suatu saat, anda mencetak banyak gol dan memberikan yang terbaik untuk klub. Akan tetapi, ketika anda harus pergi, tidak ada belas kasihan yang tersisa untukmu," lanjutnya.

Oleh karena itulah Anelka memutuskan untuk hengkang dari Stamford Bridge. Anelka mengaku situasi di klub sudah tidak nyaman baginya dan dirinya merasa tidak ada teman di Chelsea.

"Sedih untuk mengatakannya, tapi itulah fakta sebenarnya. Sepak bola adalah olahraga kolektif, tapi juga memiliki sisi individual."

Meskipun begitu, Anelka mengaku bangga karena dirinya merasa berhasil selama berkarir di dunia sepak bola. Anelka juga menjelaskan bahwa media Prancis tidak pernah menyukai dirinya, walaupun sudah mencoba memberikan yang terbaik bagi negaranya tersebut.

"Setelah melewati semuanya dengan tim nasional Prancis, saya merasa telah melakukan yang terbaik bagi negara ini. Saya bangga akan hal itu. Akan tetapi, hal itu tidak cukup bagi media Prancis. Mereka tidak menyukai saya dan itu cukup menyakitkan," jelas striker kelahiran Versailles itu.

Sebelumnya, Anelka berharap media agak sedikit melunak melihat dirinya mencetak gol kemenangan Prancis atas Republik Irlandia dalam kualifikasi Piala Dunia 2010. Akan tetapi, harapan tinggal harapan. Media tetap 'menginjak-injak' dirinya. Anelka pun menyatakan tidak peduli lagi dengan hal itu.

"Hal itu akan saya ingat di sepanjang hidup saya. Ketika kamu tahu kamu telah menyelesaikan tugas dan memberikan yang terbaik, dan mereka datang serta mencoba menusuk anda dari belakang, terus terang, itu sangat menyakitkan," tutupnya.