Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
satunya pebasket universitas (NCAA) di the Dream Team I (1992) saat Olimpiade Barcelona ini, ternyata menyimpan obsesi tingga. Ya, Laettner ingin menjadi pelatih NBA.
"Bola basket adalah my passion. Saya mencintai olah raga ini dengan sepenuh hati. Saya ingin selalu berada di lapangan," kata Laettner kepada News & Observer.
Laettner memang tidak bisa bermain lagi karena cedera lutut yang memaksanya pensiun. Namun, ia tetap berada di lapangan. Ia saat ini menjadi asisten pelatih di D-League, Ford Wayne Mad Ants.
Tidak hanya menjadi asisten pelatih, Laettner juga memiliki akademi bola basket di Jacksonville, Florida. Lewat akademi itulah ia mencetak penerus bola basket usia muda.
"Melatih anak-anak usia 14 tahun, membuat kita harus mengeluarkan segala kemampuan selama 1-2 bulan. Lalu kita akan melihat si anak melakukan hal-hal benar di bola basket. Sedangkan di D-League, kita hanya berbicara sekali dan si pemain akan melakukannya. Itulah perbedaan yang saya rasakan," kata Laettner.
Bagaimanakah dengan melatih di level universitas dan NBA?
"Saya mempertimbangkan itu. Namun, lebih bagus bagi saya jika bisa melatih di NBA," ungkap jebolan universitas Duke ini. "Di NCAA memang menarik dan menantang. Kita akan melihat perkembangan pemain. Namun, saya lebih senang bisa langsung ke NBA."
Adakah klub yang meminati Laettner?