Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
0.
Meski laga sudah tak menetukan bagi skuad Merah Putih, namun hasil itu jelas sangat memalukan. Bagaimana tidak, dalam tiga pertemuan sebelumnya dengan Bahrain, Indonesia sendiri tak pernah kebobolan hingga empat gol. Yang lebih membanggakan, ketika menghadapi Bahrain di Piala Asia 2007, Indonesia bisa memetik kemenangan dengan skor 2-1.
Situasi itupula yang menimbulkan keprihatinan dari berbagai pihak, tak terkecuali Ahmed Zaki Iskandar, anggota dewan yang kini duduk di Komisi I DPR RI. Di sela-sela Debat Visi-Misi kandidat pengurus PSSI di kantor KPSI, Kamis (1/3), Ahmed Zaki, pria yang juga mencalonkan diri menjadi anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2012-2016 di dalam pemilihan yang akan dilakukan pada Kongres Luar Biasa (KLB) KPSI di Jakarta, 18 mendatang, menuturkan kekalahan itu patut diterima Indonesia.
"Timnas kita sangat belum siap. Itu sudah tergambar. Mental para pemain langsung hancur duluan ketika kiper dikartumerah dan gol pertama tercipta," kata Ahmed Zaki. Selain itu, Ahmed Zaki juga menilai hal itu terjadi karena Indonesia tidak diperkuat pemain-pemain yang sudah memiliki jam terbang. "Tapi, saya tidak mau menyalahkan pemain atau pelatihnya. Yang saya salahkan adalah keputusan yang dibuat PSSI. Mereka membatasi hak pemain untuk membela timnas."
Keputusan PSSI yang tidak memperbolehkan pemain dari Indonesia Super League (ISL) itu pula yang membuat Ahmed Zaki tidak puas dengan kepengurusan Djohar Arifin cs. "Sebenarnya kompetisi ISL sudah bagus dan legitimate. Tapi, setelah ada reformasi semua dirubah. Seharusnya yang benar, kita pertahankan. Kalau ada kekurangan kita perbaiki. Jika lemah maka kita harus perkuat. Bukan merubah 180 derajat."
"Kompetisi kan berkaitan dengan timnas. Ibarat seperti pohon, kompetisi itu seperti akar, sementara timnas itu buahnya. Jika akarnya baik, tentu batang dan ranting akan tumbuh baik, sehingga buahnya juga pasti akan baik," sambungnya.