Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
klub ternama di dunia membuka Sekolah Sepak Bola (SSB) di Indonesia terus berlanjut. Setelah Arsenal dan Real Madrid, kini giliran Boca Juniors, klub ternama asal Argentina yang melakukan hal demikian.
Sebenarnya, pembukaan Sekolah Sepak Bola dengan nama Boca Juniors Football Schools Indonesia (BJFSI) itu telah dilakukan pada 26 Februari di lapangan sepak bola Aldiron, Pancoran, Jakarta. Namun karena berbagai hal, Oscar Aquino selaku Koordinator Hubungan Internasional Akademi Boca Juniors, hari ini, Senin (5/3), meyambangi kantor PSSI untuk berdiskusi sekaligus meminta restu kepada pengurus PSSI, termasuk Djohar Arifin Husin sang Ketua Umum.
Dalam konferensi persnya di kantor PSSI seusai bertemu dengan kepengurusan PSSI, Oscar menyatakan tujuan dibukanya sekolah sepak bola Boca Juniors itu berlandaskan visi yang dimiliki Boca Juniors. "Kami ingin mendidik anak-anak muda. Mengajar anak-anak sejak usia dini hingga 18 tahun, tentu akan membuat pemain mempunyai modal bagus serta bisa memperkuat timnas," kata Oscar.
Untuk itu, BJFSI pun telah menyediakan sederet kurikulum yang diadopsi langsung dari Argentina. Selain itu, untuk menyempurnakannya, BJFSI juga mendatangkan Daniel Ruiz langsung dari Boca Juniors. Dalam kepelatihannya, Ruiz akan ditemani oleh beberapa pelatih dari Eropa seperti Roberto Bianchi asal Spanyol (Lisensi A-UEFA) dan Samuel Garcia dari Prancis (Lisensi A-UEFA).
"Kami berharap dengan dibukanya Boca Juniors Football School di Indonesia bisa mencetak pemain-pemain seperti Juan Riquelme atau Carlos Tevez," jelas Oscar.
Harapan itu tentu saja dibisa terwujud. Pasalnya, anak-anak di Indonesia punya kesempatan untuk menimba ilmu lebih jauh lagi, yakni ke negerinya Mardona, Argentina. "Tapi hal itu akan kami lakukan jika sekolah sudah berjalan dan ada pemain yang menunjukkan bakatnya. Pemain itu akan kami kirim ke sekolah sepak bola Boca Juniors di Argentina. Berdasarkan proyek, kemungkinan hal itu baru akan kami lakukan setelah anak Indonesia melewati metode dan kurikulum selama empat tahun."