Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Juventus tak pernah lagi menang dalam empat pekan terakhir di Serie A. Meski demikian, pelatih Si Nyonya Tua, Antonio Conte, membantah kalau lini depan timnya sebagai biang keladi rentetan hasil buruk yang didapat Bianconeri tersebut.
Juventus bisa dikatakan tengah krisis. Mereka memang belum terkalahkan di Serie A, tapi Si Nyonya Tua hanya mampu meraih hasil imbang dalam empat pertandingan terakhir. Akibat rentetan hasil seri itu, La Vecchia Signora harus rela terjungkal dari puncak klasemen beberapa pekan lalu.
Berdasarkan statistik yang ada, ujung tombak The Old Lady pun menjadi yang dipersalahkan atas hasil negatif tersebut. Mereka hanya mencetak 39 gol dalam 27 laga yang telah mereka jalani di liga. Catatan itu merupakan yang terendah jika dibandingkan dengan klub-klub lain di peringkat tiga teratas klasemen.
Menanggapi masalah tersebut, pada Fifa Conte berujar, "Kami tak memiliki penyerang seperti Zlatan Ibrahimovic, tapi itu soal lain. Kami memiliki penyerang sentral yang enggan bermain melebar. Kami memiliki beberapa anak panah dan saya melepaskan beberapa di antaranya untuk mendapat hasil bagus."
Dari beberapa analisis yang di buat media massa Italia, krisis gol yang dialami lini depan Le Zebre itu tak lepas dari kebijakan rotasi yang diterapkan Conte. Karena pelatih berusia 42 tahun itu sering mengutak-atik komposisi lini depannya, para penggedor Juve pun sering kehilangan momentum dan ketajamannya.
"Itu adalah pertanyaan untuk tim kampungan, kami adalah tim besar. Kami tidak memiliki penyerang utama karena untuk menghormati pemain lainnya. Hirarki tim ditentukan saat latihan mingguan dan di lapangan pertandingan." kata pelatih yang juga mantan pemain Juve itu membatah analisis tersebut.
"Kami mendapat hasil seri bukan karena kami bermain buruk. kami semua merindukan kemenangan. Kami bermain untuk menang. Kami cemas kalau tidak melepaskan tembakan. Kami selalu berusaha memasukkan bola ke gawang lawan," simpul Conte.