Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
PSSI kepengurusan La Nyalla Mattalitti mengaku tak gentar dengan adanya ancaman sanksi dari FIFA atas dualisme yang terjadi dalam sepak bola Indonesia. Mereka justru meminta FIFA agar mengirim tim investigasi ke Indonesia untuk melihat langsung apa yang terjadi.
Rapat Komite Eksekutif (Komek) FIFA yang berakhir 30 Maret lalu akhirnya memperpanjang batas waktu PSSI untuk menyelesaikan persoalan dualisme kompetisi yang terjadi di Indonesia. FIFA memperpanjang batas waktu itu hingga 15 Juni 2012.
Namun, dari hasil keputusan FIFA terkait masalah Indonesia tak sedikit pun menyinggung Kongres Luar Biasa (KLB) 18 Maret 2012 lalu yang memilih La Nyalla Mattalitti sebagai Ketua Umum dan anggota Komite Eksekutif lainnya.
Menanggapi penundaan keputusan yang dilakukan FIFA, salah satu anggota Komite Eksekutif PSSI versi KLB, Djamal Azis menantang FIFA untuk mengirim tim investigasinya ke Indonesia untuk melihat langsung apa yang sebenarnya terjadi dalam sepak bola Indonesia, termasuk telah bergulirnya KLB yang diminta oleh 2/3 anggota PSSI.
"FIFA memberi batas waktu hingga 15 Juni 2012. Itu tandanya FIFA menyiapkan waktu untuk mempelajari dan menelusuri kisruh sepak bola Indonesia. FIFA tak akan diam, mereka pasti mengirimkan perwakilannya ke Indonesia. Kami pun tidak takut. Kami berjalan di jalur yang benar. Kami ingin dan mengajak FIFA dan AFC untuk mengirim tim investigasinya," ujar Djamal Azis.
Senada dengan Djamal, Ketua Umum PSSI versi KLB, La Nyalla Mattalitti, melihat batas waktu yang diberikan FIFA untuk penyelesaian kisruh sepak bola Indonesia sebagai peluang mendapatkan legitimasi FIFA atas kepengurusan PSSI di bawah kepemimpinannya.
"Sejak terpilih, saya langsung memikirkan cara mendapatkan legitimasi dari FIFA. Saya rasa keputusan FIFA memberikan waktu tambahan bagi sepak bola Indonesia menyelesaikan kisruhnya adalah sebuah jalan untuk kami mendapatkan hal itu," ujar La Nyalla.
La Nyalla pun siap bertanggung jawab jika kepengurusan PSSI yang dipimpinnya menjadi alasan FIFA menjatuhkan sanksi untuk Indonesia. "Proses yang kami lalui sesuai dengan aturan. Saya yakin tak akan ada sanksi dari FIFA untuk Indonesia. Saya akan selesaikan itu semua," tegasnya.