Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
30 Maret lalu, FIFA masih memberi waktu kepada PSSI untuk menyelesaikan kisruh yang terjadi di sepak bola Indonesia hingga 15 Juni 2012 mendatang.
Hanya saja, jika tak kunjung terselesaikan hingga waktu yang ditentukan, Indonesia sudah sepatutnya bersiap diri, pasalnya, permasalahan akan dilimpahkan ke Komite Darurat FIFA. Bukan tidak mungkin pula jika sanksi akan didapatkan Indonesia.
Merespon keputusan Komek FIFA itu sendiri, PSSI dibawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin bergerak cepat. Namun, tak hanya Djohar cs., PSSI versi KPSI pun merespon permintaan itu dengan rencana melakukan rekonsiliasi dengan klub-klub IPL.
Di dalam jumpa pers sekaligus pengumuman susunan kepengurusan PSSI versi KPSI di Hotel Kempinski, Sabtu (31/3), Ketua Umum PSSI versi KPSI, La Nyalla Mattalitti beralasan langkah itu diambil karena permintaan untuk menyelesaikan permasalah di PSSI juga ditujukkan kepada PSSI yang dikomandoinya.
"Anda tidak pernah berpikir, FIFA juga menginstruksikan kepada kami untuk merangkul IPL (Indonesia Premiere League)," kata La Nyalla, Sabtu kemarin.
Namun, klaim bahwa mandat itu ditujukkan untuk La Nyalla cs., akhirnya terbantahkan. Melalui surat elektronik yang dikirim kepada wartawan di PSSI, Selasa (3/4), FIFA menegaskan kalau permintaan itu hanya ditujukkan untuk PSSI di bawah komando Djohar Arifin Husin.
"Harap anda temukan media rilis setelah pertemuan exco Jumat lalu. Segala informasi yang terkait tentang Indonesia sudah termuat (dalam media rilis tersebut). Statemen (FIFA) ini merujuk pada PSSI dibawah kepemimpinan yang terpilih di Kongres Juli 2011," kata FIFA melalui departemen medianya.