Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sepakbola Rusia selama ini terkenal dengan penonton yang sering melakukan tindakan rasis terhadap pesepakbola berkulit hitam. Namun, Christopher Samba tidak terpengaruh dengan hal itu dan menyatakan akan tetap bertahan di Rusia.
Samba yang kini berkostum Anzhi Makhachkala mendapat perlakuan rasis ketika bertemu Lokomotiv Moscow. Bek asal Kongo itu dilempar pisang seusai pertandingan dan menjadi pemain Anzhi ketiga yang menjadi korban rasisme dalam rentang setahun terakhir.
"Saya adalah orang yang bermental kuat dan akan tetap berjuang demi tim. Saya tidak akan mudah dihancurkan begitu saja dengan perlakuan orang-orang tidak bermoral itu," sebut pemain berusia 28 tahun itu sepeti dikutip dari Guardian.
"Saya dan juga pecinta sepakbola di seluruh dunia pasti marah dengan perlakuan ini. Namun, saya sangat menikmati hidup di Rusia karena isu rasisme di sini sama saja dengan yang terjadi di negara lain," lanjutnya.
Samba meninggalkan Blackburn Rovers menuju tim kaya raya milik miliuner Rusia, Suleyman Kerimov, pada bulan Februari dengan nilai transfer sebesar 12 juta pound atau sekitar 174 miliar rupiah. Pemain yang telah lima kali membela tim nasional Kongo itu menyangkal kepindahannya didasari oleh uang dan menyebut kehadiran pelatih Guus Hiddink sebagai motivasi utamanya.