Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
klub Indonesia Super League (ISL), manuver lain pun ditempuh. Salah satunya, induk sepak bola Indonesia yang diketuai oleh Djohar Arifin Husin itu berencana menemui satu per satu klub ISL dengan cara door to door.
Di samping itu, untuk kian memuluskan langkah menuju rekonsiliasi, Djohar cs. coba melunakan diri. Larangan terhadap pemain ISL untuk memperkuat timnas Indonesia pun akhirnya dicabut.
"Supaya timnas menjadi kuat, maka PSSI memutuskan untuk memanggil pemain-pemain yang merumput di semua kompetisi, termasuk di ISL. PSSI dalam hal ini, menegaskan siapa saja bisa memperkuat timnas. Pada prinsipnya, timnas itu memang harus diawaki putra terbaik bangsa," kata Limbong dalam jumpa pers di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa (10/4).
Karena itu, Limbong menyatakan kalau pihaknya akan segera memerintahkan pelatih-pelatih timnas untuk memanggil para pemain, tanpa terkecuali yang bermain di ISL. "Mulai besok pelatih yang bekerja di PSSI, baik yang senior akan memanggil pemain-pemain sepak bola di Indonesia, termasuk pemain yang berkompetisi di ISL," terang Limbong.
"Tentu kita tidak asal memanggil, kita harus tetap berkordinasi," sambung Jenderal bintang satu.
Sebelumnya, PSSI sendiri berkeras. Berbekal surat FIFA per Januari lalu, Djohar cs. memberikan sebuah penegasan yang intinya melarang sejumlah pemain yang merumput di ISL. Alasannya, ISL merupakan kompetisi ilegal.
Selain menimbulkan pertentangan, larangan itupun pada akhirnya berdampak besar bagi kekuatan timnas di kancah internasional. Yang lebih mengenaskan, saat bertemu Bahrain di babak Kualifikasi Pra Piala Dunia 2014, Merah-Putih ditelanjangi dengan skor telak 10-0.
Kekalahan itupun terasa menyakitkan. Belakangan bahkan menimbulkan sejumlah komentar dari berbagai pihak, tak terkecuali dari Persiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Tapi, tak hanya SBY, sang menteri yang menangani keolahragaan di Indonesia pun ikut angkat bicara.
Dalam berbagai kesempatannya, Andi Mallarangeng pun terus meminta PSSI untuk tidak diskriminasi. "Selama PSSI masih ada kata I, maka haruslah memakai pemain terbaik bangsa, tak boleh ada diskriminasi," kata Andi.