Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
sia perjuangan tim putri Universitas Esa Unggul. Ketika turnamen LA Lights Campus League telah memasuki pertandingan terakhir penyisihan grup, mereka harus didiskualifikasi karena terbukti mendaftarkan pemain yang bukan mahasiswa kampus tersebut.
Terkuaknya pemain cabutan yang dipakai Esa Unggul itu terjadi saat mereka bertandingan melawan Universitas Bina Nusantara (Binus) pada Senin (9/4). Para pemain Binus mencurigai adanya seorang mahasiswa Binus yang memperkuat Esa Unggul. Pemain tersebut adalah Diana, pemain Esa Unggul bernomor punggung 13.
Setelah pertandingan, Binus kemudian mengajukan surat protes dengan melalui prosedur resmi. Panitia kemudian meneruskan protes Binus tersebut dengan melakukan pengecekan status Diana ke bagian Kemahasiswaan Esa Unggul. Hasilnya ternyata, Diana tidak tercatat sebagai mahasiswa Esa Unggul.
"Awalnya Diana mengaku kalau dia kuliah di dua tempat yakni di Binus dan Esa Unggul. Tapi, setelah kami melakukan pengecekan ke Esa Unggul ternyata namanya tidak ada dalam daftar mahasiswa. Akhirnya kami memutuskan untuk mendiskualifikasi Esa Unggul," jelas Syafril, panitia pelaksana LA Lights Campus League.
Keputusan panitia jelas mengecewakan Esa Unggul. "Maaf mas, saya tidak bisa beri penjelasan apa-apa. Tanyakan saja kepada panitianya," ucap Anne, kapten Esa Unggul.
Pencopotan Esa Unggul dari LA Lights Campus League ini jelas merupakan kerugian besar bagi mereka. Esa Unggul merupakan tim terbaik di Grup X. Mereka menempati peringkat teratas klasemen. Tanpa Esa Unggul, maka posisi STIE Indonesia naik dari peringkat kedua menjadi juara Grup X sedangkan posisi runner-up grup ditempati tim Binus.