Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Alves Isyaratkan Bale akan Jadi Bek Sayap di Barca

By Galih Rachdityo - Kamis, 19 April 2012 | 12:26 WIB
Gareth Bale (Mike Hewitt/Getty Images)

Bek sayap Barcelona, Dani Alves, merasa yakin jika pemain sayap Tottenham Hotspur, Gareth Bale, akan menjadi pilihan utama Blaugrana sebagai bek sayap apabila bersedia merumput di ranah Spanyol.

Performa apik Bale berhasil menarik minat Barca di waktu lalu, setelah mencuat sebagai salah satu pemain muda paling bersinar di ajang Premier League.

Sempat berkarir sebagai bek sayap, tapi di bawah bimbingan Harry Redknapp, gelandang asal Wales ini lebih diplot sebagai pemain sayap kiri atau lebih banyak bermain di lini tengah sebagai gelandang serang.

Alves pun tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada gaya bermain Bale, dan ia yakin kalau pemain berusia 22 tahun tersebut akan kembali lagi ke posisi naturalnya apabila merumput di Camp Nou.

"Di sekolah Brasil, penekanannya adalah pada serangan, tapi bukan berarti saya bukan seorang bek sayap," kata Alves pada The Guardian. "Ambil contoh Gareth Bale, pemain yang saya sukai. Ia seorang bek sayap dalam konsep sepak bola Brasil, dan ia memiliki ide yang sama."

"Di Eropa (Spurs) memainkannya sebagai seorang pemain sayap, tapi di dalam tim saya, ia akan selalu menjadi seorang bek sayap. Orang-orang akan takut dan menggunakan bek sayap sebagai winger. Mereka berpikir akan terus menyerang, tapi terkadang mereka sangat jarang membantu serangan, bahkan hampir tidak pernah," lanjut bek asal Brasil tersebut.

"Hal itu terjadi pada Roberto Carlos, sebagai seorang pemain sayap ia kurang efektif, dan ia menyadari hal itu. Bale memiliki kemampuan lebih dan bermain bagus sebagai pemain sayap, tapi di Barcelona, ia akan tetap menjadi seorang bek sayap," jelasnya.

Alves juga menjelaskan Bale harus bisa beradaptasi terlebih dulu dengan gaya permainan Barca, dan memberikan gambaran mengenai strategi pertahanan tempo tinggi yang diterapkan oleh Pep Guardiola.

"Hal tersulit mengenai Barcelona bukanlah mengenai cara permainan, melainkan cara memahami pertandingan," ungkap Alves. "Secara taktik, saya berkembang di bawah bimbingan Pep, mempelajari hal-hal yang termudah, meski terkadang menjadi hal yang paling sulit," tambahnya.

"Namun, kuncinya adalah cara kami memberikan tekanan pada lawan, dan orang pertama yang memimpin tekanan adalah pemain terbaik kami, Leo Messi. Ia menjadi titik awal dari keseluruhan filosofi sepak bola kami," jelasnya.

"Saya tidak pernah berpikir ada tim lain yang dapat melakukan tekanan seperti yang kami lakukan, dari menit pertama sampai dengan menit ke-95, terus menguasai bola dan menekan lawan. Kesusksesan terbaik Pep adalah meyakinkan para pemain, bahkan pemain-pemain hebat, bahwa mereka sanggup melakukannya," tutup Alves.