Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
1.
Hasil yang mampu mengobati duka para suporter, The LAN maupun The PARR itu sendiri diperoleh dengan tidak mudah. Saking sulitnya PSAP yang sebenarnya tampil cukup meyakinkan, bahkan harus puas menutup laga di babak pertama dengan skor imbang tanpa gol.
Beruntung hal itu tak berlanjut. Melawan tim yang juga belum pernah meraih kemenangan di putaran kedua, PSAP akhirnya berhasil memecah kebuntuan pada menit ke-49 lewat gol yang diciptakan oleh Abu Bakkar Bah, pemain anyar PSAP asal Mali.
Tak hanya sampai di situ, Abu Bakkar juga menandai debutnya di tim yang berdiri sejak tahun 1970 itu dengan torehan satu gol lagi pada menit ke-54. Dengan gol itu pula, Abu Bakkar membawa PSAP unggul 2-0 gol sekaligus membuka peluang timnya meraih kemenangan.
Di sisi lain, Persidafon yang juga ingin menghentikan tren buruk, terus berupaya mencetak gol balasan. Kendati mendapat perlawanan dari tim tuan rumah, Gabus Sentani akhirnya bisa memperkecil ketertinggalan pada menit ke-71.
Gol yang diciptakan Rasmoyo itulah yang belakangan membuat Persidafon terus berupaya maksimal. Paling tidak agar bisa mendapat satu poin di laga itu.
Namun apa daya, segala upaya yang dilakukan tak berbuah. Hingga peluit panjang berbunyi, skor 2-1 tetap bertahan dan memastikan PSAP raih kemenangan.
Kendati tak mengatrol posisi dari tangga ke-17, kemenangan itu jelas sangat berguna. Paling tidak untuk kepercayaan tim yang sempat pudar lantaran menelan kekalahan di tiga laga secara beruntun.
Saat berkunjung ke Pekanbaru, PSAP ditaklukan PSPS dengan skor 3-0. Sementara itu, saat bermain di SUGBK, mereka dipecundangi Persija 5-1. Hasil itu pun berlanjut kala mereka menjamu Deltras. Mereka harus tunduk 1-0.