Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Keputusan Casey Stoner untuk mundur dari dunia Motogp di akhir musim balap 2012 mengejutkan banyak pihak. Banyak faktor yang menjadi alasan bagi pebalap tim Repsol Honda ini yang membuatnya mundur dari ajang paling bergengsi di dunia balap motor. Salah satunya adalah mengenai masa depan dari ajang Motogp.
Stoner meyakini Motogp mengalami kemunduran karena semakin menjauh dari kejuaraan balap yang berbasis hanya motor prototipe saja. Kemunduran yang dimaksud pebalap asal Australia berusia 26 tahun ini, mengacu pada kedatangan tim-tim CRT (Claiming Rule Team) atau tim-tim independen berbiaya rendah yang berbasis motor produksi massal. Selain dari niat FIM yang mempertimbangkan akan memberikan lebih banyak lagi peluang bagi tim-tim CRT untuk tampil di masa mendatang.
"Motogp sudah tidak mulai lagi dari awal, dan kini semakin mengalami kemunduran. Bagi saya, balapan sudah tidak lagi menjadi ajang di mana saya pernah begitu jatuh cinta pada kejuaraan ini," kata Stoner seperti dilansir Autosport, Kamis (17/5) waktu setempat.
"Ini bukanlah kejuaraan balap yang saya selalu ingin ikuti, kecuali untuk para pesaing di sekitar saya, mereka adalah satu-satunya yang saling menghargai satu sama lain."
"Tidak ada yang memberi penghargaan yang cukup bagi orang-orang yang sudah bekerja di Motogp," cetus eks pebalap Ducati tersebut.
Ada banyak alasan yang ingin dijelaskan mengenai keputusannya mundur dari ajang Motogp, tapi pada dasarnya Stoner sudah kehilangan hasrat dan kenikmatan dalam membalap. Ia mengakui bila tetap memaksakan egonya, maka akan berakibat buruk pada tim dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Juara dunia dua kali ini juga mengeluhkan peran media, yang dianggapnya terlalu mengkritik balapan akhir-akhir ini.
Stoner mengakui banyak orang hanya menghargai beberapa pebalap terdepan saja.
"Saya pikir akan sangat menyenangkan melihat kembali beberapa balapan fantastis di bagian depan, tapi dengan hanya beberapa motor pabrikan yang kini berlaga, hal itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat," ujar Stoner.
"Perlu adanya beberapa motor berkualitas tinggi di sana, sehingga para pebalap seperti Randy de Puniet dapat melaju di mana ia memang layak berada dan tidak jauh tertinggal di posisi 12. Tidak mungkin bagi mereka untuk bisa mendekati kecepatan dari motor-motor pabrikan," ungkapnya.
Dalam sebuah sesi wawancara dengan media Australian Motorcycle News, Stoner mengakui lebih memilih untuk kembali lagi membalap di ajang yang murni menggunakan mesin 500cc dibandingkan dengan ajang Motogp yang diikutinya saat ini.
"Kembali lagi di hari-hari itu, yang dipikirkan hanyalah membalap saja. Doohan, Rainey, Schwantz, Gardner, Lawson, tidak sebanyak omong kosong seperti sekarang ini. Itulah kehidupan membalap," pungkasnya.