Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
John Isner menjadi andalan Amerika Serikat di Prancis Terbuka untuk mengakhiri puasa gelar Grand Slam di sektor putra yang telah berlangsung selama sembilan tahun. Namun, melihat rekam jejak para petenis asal Negeri Paman Sam di Roland Garros, yang dimulai Minggu (27/5), sepertinya rekor buruk itu masih terus berlanjut.
Petenis Amerika Serikat terakhir yang mampu menjadi juara di Roland Garros adalah Andre Agassi pada edisi 1999. Sementara orang terakhir yang mampu meraih titel Grand Slam adalah Andy Roddick, saat menjadi kampiun di Amerika Terbuka 2003.
Namun, Amerika Serikat sepertinya sulit untuk kembali mengandalkan Roddick. Petenis yang absen di Prancis Terbuka 2011 itu saat ini bukan lagi pemain terbaik Paman Sam setelah peringkatnya merosot drastis ke posisi 29 akibat diterpa cedera panjang.
Situasi bertambah parah karena petenis nomor satu Amerika Serikat saat ini, Mardy Fish, dipastikan gagal tampil di Paris karena sakit. Kalaupun ikut serta, peluang Fish meraih gelar juara juga sangat kecil mengingat prestasi terbaiknya di Roland Garros hanyalah melaju ke babak ketiga pada 2011.
Berdasarkan fakta tersebut, harapan Paman Sam kini berada di pundak petenis peringkat 11 dunia, John Isner. Petenis raksasa setinggi 2,06 meter itu mengaku sangat menyukai lapangan tanah liat dan yakin bisa meraih hasil maksimal di Roland Garros.
"Saya sangat menyukai Prancis Terbuka karena meraih kemenangan terbaik tahun ini dari lapangan clay. Saya sangat menikmati bermain di lapangan tanah liat dan yakin bisa tampil bagus di Paris," ujar Isner seperti dikutip dari Tip News.
Kapten Piala Davis Amerika Serikat, Jim Courrier, sangat mendukung salah satu anak asuhnya tersebut. Menurut juara Prancis Terbuka edisi 1991 dan 1992 itu, Isner akan mengejutkan semua orang di Roland Garros.
"Ketika tampil melawan Prancis di Piala Davis yang menggunakan lapangan clay, Isner bermain luar biasa. Saya yakin Isner akan melanjutkan performa gemilang tersebut di Prancis Terbuka," kata Courrier.
Namun, publik Negeri Paman Sam sepertinya jangan terlalu berharap banyak pada Isner mengingat prestasinya di turnamen tanah liat tahun ini naik-turun. Sempat mengalahkan Roger Federer di Piala Davis dan menjadi runner-up di Houston, Isner malah takluk pada babak pertama di Madrid dan tersingkir pada putaran kedua di Roma.
Mampukah Isner?