Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Benchmark Tinggi Stadion Italia

By Arnoldi - Minggu, 27 Mei 2012 | 21:46 WIB
Juventus Stadium (Valerio Pennicino/Getty Images)

Putih terhadap stadionnya itu.

Juventus membeli Stadio Delle Alpi dari pemerintah kota Torino pada 2003 dengan harga sekitar 25 juta euro. Karena tingkat hunian stadion yang terus menurun, manajemen klub memutuskan membongkar arena berkapasitas 70 ribu tempat duduk itu menjadi bangunan yang lebih kecil.

Pada musim semi 2009, Juventus Stadium mulai dibangun. Kini stadion yang "hanya" berkapasitas 41 ribu tempat duduk malah terbukti sukses besar. Mulai digunakan di awal Serie A 2011/12, stadion tersebut hampir selalu terisi penuh kala I Bianconeri mentas kandang.

Arena bagus ini juga dipenuhi berbagai teknologi canggih yang bersahabat dengan alam. Mulai dari penggunaan panel surya sebagai salah satu sumber listrik sampai kemampuan menggunakan air berkali-kali. Atap stadion yang berbentuk oval memakai teknologi sayap pesawat terbang guna menghindari turbulensi. Walau semua tempat duduk tertutup, sebagian atap transparan agar sinar matahari tetap bisa menyinari rumput alami di atas lapangan.

Makna Pemain ke-12

Well, meski berkapasitas lebih sedikit, atmosfer stadion malah jauh lebih terasa. Bayangkan, jarak terdekat penonton dengan lapangan hanya 7,5 meter. Sebagai perbandingan, penonton dengan tempat duduk "busuk" di Delle Alpi bisa memiliki jarak pandang 130 meter dari aksi di lapangan!

Tak heran Delle Alpi tak disukai fan dan juga klub. "Dekatnya penonton dengan aksi di lapangan kini benar-benar merepresentasikan makna suporter sebagai pemain ke-12," cetus pelatih Antonio Conte dalam testimoninya.

Interaksi Tiap Hari

Hal lain yang membedakan arena dengan latar belakang Pengunungan Alpen ini dengan stadion lain di negeri kaya pasta ini, adalah kemampuannya berinteraksi dengan fan setiap hari! Adanya fitur Juventus Stadium Tour plus J Museum membuat stadion tak hanya bisa dijenguk di hari pertandingan, tapi juga di hari lain sepanjang pekan.

Di Italia, Milan dan Inter sudah menggelar duluan dengan San Siro Tournya. Tapi, durasi yang singkat, sekitar 30-40 menit, serta museum gabungan kedua klub yang tak bisa dibilang besar membuat I Rossoneri dan I Nerazzurri harus iri dengan apa yang dipunya I Bianconeri.

Juventus Stadium punya durasi tur sampai lebih dari satu jam. Ruang Gianni e Umberto Agnelli, tempat dimana para tamu VIP dijamu sebelum masuk ke tempat duduknya di tribun terbaik, jadi kunjungan pertama. Tak lupa ke ruang ganti pemain, sisi lapangan, bangku cadangan, sampai ke media area plus ruang konferensi pers.

Koleksi memorabilia museum yang tersebar sejak klub berdiri pada 1897 hingga yang terbaru, trofi scudetto Serie A 2011/12, jauh lebih komplet dari museum San Siro. Atraksi tur Juventus Stadium dan J Museum terbukti menjadi daya tarik pariwisata ekstra buat kota Torino.

Faktanya, tur yang baru dibuka pada 3 November hingga akhir April kemarin sudah mendatangkan 40 ribu pengunjung, baik turis lokal ataupun mancanegara. Mengingat J Museum baru dibuka pada pertengahan Mei ini, membuat potensi kunjungan ke venue final Liga Europa 2014 ini semakin besar. Tentu para turis ini jadi salah satu sumber pemasukan krusial buat klub yang di tahun fiskal 2011/12 rugi besar itu.

"Stadion ini terbuka bebas, dan bisa dikunjungi fan kapan saja. Kami juga memiliki pusat perbelanjaan, jadi Anda bisa berbelanja. Singkatnya, stadion ini sangat menggoda dan meyakinkan publik," ucap Francesco Calvo, Direktur Marketing dan Komersial Tim Hitam-Putih.