Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
65, Sabtu (16/6) lalu.
Sebagai juara bertahan, Sawita menambah kekuatan dibandingkan tahun lalu. Nama-nama besar seperti Riko Hantono (eks Aspac Jakarta), M. Isman Thoyib (Dell Aspac Jakarta), dan Reyndra Maruty (eks Stadium) ditambahkan ke tim ini. Mereka masih memiliki pemain berpengalaman seperti Salahudin Al Ayubi (eks Bhinneka), Anthony Gunawan, serta Ronny Ronaldi Purnama (eks Kalila, SM).
Pelita Jaya (PJ) Esia mengirimkan skuad terbaik mereka. Praktis hanya Kelly Purwanto dan Rommy C. Chandra yang absen. Skuad timnas SEAG 2011 seperti Andi Batam, Dimas Aryo Dewanto, Ary Chandra, dan Ponsianus Nyoman Indrawan dipasang. "Untuk meramaikan saja," kelakar Andi Batam.
Sawita tampil ngotot di laga ini. "Kami memang ingin mempertahankan gelar dan menjadi yang terbaik di pergelaran kedua ini," kata Herry Iskandar, manajer Sawita.
Keinginan ngotot itu ditunjukkan pada kuarter pertama. Sawita unggul 12-11. Permainan mengesankan dari M. Isman Thoyib di kuarter kedua, membuat Sawita menjauh dengan 27-22 di akhir babak pertama.
Pengalaman dan kondisi fisik yang lebih baik menjadi kunci come back PJ Esia di babak kedua. Pada akhir kuarter ketiga, PJ Esia berbalik unggul 45-31, sebelum menutup pertandingan dengan 65-44.
"Kami usai berlatih berat," kata Ali Budimansyah, asisten pelatih PJ Esia. "Untung saja kami bisa come back," kata Budi, mantan pemain nasional ini.
Meskipun memberikan perlawanan sengit, namun kekalahan fisik menjadi problem utama Sawita. "Fisik menjadi masalah bagi kami. Namun, kami kalah dari tim yang terbaik," kata Herry, pengusaha kelapa sawit ini.
Pada perebutan tempat ketiga, PIMNAD Aceh merebutnya usai menekuk peringkat pertama turnamen Muba Hangtuah dengan 75-62.