Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ketika bertanya kepada bos saya mengenai event terbaik apa yang pernah diliputnya, dan saya berharap ia menyebut event besar seperti Piala Dunia FIFA, Olimpiade, atau Piala Dunia Cricket.
Ia malah berkata, "Tak bohong, event terbaik adalah Wimbledon."
Awalnya saya terkejut dan memandangnya dengan tatapan tidak percaya. Grand Slam memang paling terkenal di sirkuit tenis dan satu-satunya pertandingan yang dimainkan di lapangan rumput. Semua orang tahu itu bercampur dengan sejarah dan setiap pemain tenis di dunia ingin menang di SW19, daerah tempat Wimbledon.
Dia mengatakan bahwa itu adalah acara olah raga dengan akses paling mudah di dunia, di mana Anda bisa berjalan-jalan di antara Court 1 dan Court 2 (keduanya berada di ujung yang berlawanan dari All England Lawn dan Tennis Club) dan Anda juga bisa berjalan bersama delapan pemain unggulan.
Itulah bagian keindahan dari Wimbledon. Tidak mengganggu, ramah, tetapi bijaksana. Saya rasa itu adalah faktor yang membuat Wimbeldon menjadi salah satu turnamen favorit para pemain karena mereka bisa berkeliling dan berkumpul tanpa banyak ada gembar-gembor. Pemain sering berjalan dengan satu atau dua pengawal.
Baru-baru ini Serena Williams tidak mengeluh saat ia merasa para fan mengerumuninya selama berjalan dari Court 2, tetapi bagi sebagian besar orang itu adalah sopan dan tidak ada masalah.
Jika itu baik untuk pemain, maka menjadi surga bagi penggemar olah raga. Anda mendapatkan kejutan dari bintang tenis, baik itu di klub, restoran di Wimbledon Village, atau saat melihat-lihat di sekitar.
Bahkan pemain berhak untuk makan. Pada hari pertama turnamen, saya dan teman-teman duduk di luar Olive Garden, sebuah restoran Italia di Southfields. Sambil menunggu pizza kami datang, saya hampir tersedak air ketika Petra Kvitova, juara bertahan putri, berjalan ke luar. Saya penggemar berat dia!
Teman saya tertawa, "Anda akan terbiasa dengan hal itu!" Tapi, tidak terbayangkan makan stroberi dan krim tergesa-gesa di samping pemain favorit.
Rafael Nadal terlihat di sebuah toko makanan di Wimbledon Village bernama Bayley dan Sage. Ketika kami masuk seperti paparazzi untuk bertanya menu apa yang dipesan untuk makan malamnya, mereka tidak memberitahu kami. Saya suka itu, faktanya ada beberapa hal yang harus tetap dijaga kerahasiaanya.
Tapi itu jelas bukan makan malam untuk seorang juara karena ia tersingkir dari turnamen malam itu oleh Lukas Rosol yang tampil pada pertandingan terbaik dalam hidupnya.
Rajdoot, sebuah restoran India, tempat di mana Roger Federer memesan Chickan Tikka Masala setiap hari saat berada di sini, dan selau takeaway.
Sementara itu, di restoran Thailand Tho, di tahun di mana Maria Sharapova memenangi Wimbledon pada 2004, ia setiap malam makan tumis daging sapi dan nasi goreng telur. Setiap kali memenangi pertandingan, ia kembali makan di sana demi menjaga keberuntungan.
San Lorenzo adalah sebuah restoran Italia yang memiliki ratusan cerita di dindingnya. Mereka mengadakan pesta untuk para juara seperti Sharapova, Venus Williams, Boris Becker, dan dinding mereka dihiasi gambar-gambar bintang tenis beserta tanda tangannya.
Mereka bahkan memberi sebuah menu pizza dengan nama putra Becker, Noah, dan Becker masih suka datang untuk memesannya! Mereka memajang raket Maria dan Venus di dinding. Mereka membuatkan Andre Agassi sup yang membuatnya menjadi pemenang pada 1992.
Satu hal yang saya pelajari dari berada di sini adalah jika terus membuka mata, maka bisa melihat satu atau dua bintang.
Cerita seperti inilah yang membuat Wimbledon jadi sangat istimewa.
*) Raelene Renai Mattu adalah presenter acara Score Tonight di STAR Sports. Saksikan juga liputan Renai Mattu di Wimbledon hanya di STAR Sports.