Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
PSM Makassar dalam kondisi bingung. Diprediksi PSM tidak akan mengikuti turnamen apapun musim depan, menyusul masih belum jelasnya format kompetisi saat ini, buntut dualisme kompetisi dari PSSI Djohar Arifin dengan PSSI KPSI La Nyalla.
Kompetisi yang diikuti PSM saat ini, Indonesia Primer League (IPL) saat ini terancam tak bisa digelar kembali, menyusul pailitnya Konsorsium PT Mitra Bola Indonesia yang merupakan penyelenggara IPL.
Jika pindah kembali ke Indonesia Super League, Maka PSM akan terancam turun ke Divisi satu kompetisi karena Sanksi PSSI ketika PSM memilih pindah dari ISL ke LPI masih berlaku di bawah kepemimpinan La Nyalla Mahmud Mattalitti.
Situasi ini jelas sangat rumit, di saat PSM sedang mengalami masalah finansial karena gaji pemain yang belum terbayarkan, ditambah ancaman akan kepindahan pilar akibat belum dibayarnya gaji tersebut.
Tim berjuluk Ayam Jantan dari Timur kini harus was‑was menunggu hasil rapat yang akan diselenggarakan tanggal 24 September nanti. Rapat tersebut akan mempertemukan antara PSSI Djohar Arifin Husin dengan PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti. Di bawah kepemimpinan Joint Committee-lah dari rapat tersebut akan segera dihasilkan keputusan akhir terhadap dualisme kompetisi yang saat ini terjadi.
Menanggapi hak tersebut, Ketua umum PSM, Sadikin Aksa enggan berkomentar. Bos Bosowa Corporation ini hanya mengatakan bahwa ia hanya akan menunggu perkembangan terbaru dari kisruh sepakbola Indonesia, "Saya no comment dululah".
Sementara itu Pelatih PSM, Petar Segrt pun senada dengan Rully. Pelatih asal Kroasia ini lebih fokus akan pencarian pemain muda melalui pantauannya langsung saat menyaksikan Liga JK ketimbang berpikir terlalu banyak tentang kisruh sepakbola Indonesia.
"Saya hanya fokus sekarang memikirkan nasib pemain saya serta pembentukan akademi PSM nantinya. Soal kompetisi, biarlah dipikirkan oleh PSSI dan petinggi kompetisi," ujarnya.
Pengamat PSM yang juga pengurus Pengprov PSSI Sulsel, JD Bosco mengatakan, kisruh sepakbola yang kini terjadi memang membuat klub‑klub dan juga para pemain menjadi sangat khawatir.
Ini sangat tidak bagus untuk persepakbolaan Indonesia, kita lihat saja nanti hasil keputusan rapat Joint Comittee 24 September nanti. Mudah-mudahan menguntungkan dua pihak," tandasnya.
Laporan Tribunnews