Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sebuah ide radikal dicetuskan oleh mantan pemain legendaris Newcastle United dan tim nasional Inggris, Alan Shearer. Ia lebih setuju jika pihak Premier League menghapuskan prosesi jabat tangan yang biasanya dilakukan sebelum pertandingan.
Alan Shearer mengaku tidak terlalu setuju dengan diadakannya ritual jabat tangan antar pemain. Sebab, ia menilai bahwa hal tersebut tidak memiliki manfaat sama sekali.
"Bagi saya, konsep jabat tangan sangatlah konyol. Mengapa kita perlu berjabat tangan dengan orang yang akan kita lawan?" tulis Shearer dalam kolomnya di The Sun.
"Satu menit lalu kita saling berjabat tangan, tapi beberapa saat kemudian kita menendang pemain lawan. Prosesi jabat tangan terlihat begitu bodoh, seperti tarian Morris."
"Hal ini sama seperti pertandingan golf. Anda mengatakan 'semoga beruntung' kepada lawan, tapi sebenarnya Anda berharap pukulan dia keluar sehingga Anda bisa memenangi pertandingan. Jadi untuk FA, Premier League, dan UEFA, mari hapuskan sandiwara ini," sambungnya.
Polemik mengenai prosesi jabat tangan kini mulai hangat diperbincangkan di Inggris. Masalah tersebut menjadi sorotan serius setelah bek Queens Park Rangers, Anton Ferdinand, mengabaikan uluran tangan kapten Chelsea, John Terry, saat keduanya bertemu pada laga lanjutan Premier League, Sabtu (15/9).
Ini semua merupakan buntut dari insiden rasisme yang terjadi pada Oktober 2011. Saat itu Terry dituduh melontarkan hinaan bernada rasis pada Ferdinand.
<object width="425" height="350" data="https://www.youtube.com/v/rozGIi0fqoY" type="application/x-shockwave-flash"> </object>