Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Baru saja berkantor di PSSI, Senin (17/9), Halim Mahfudz sudah mendapat terpaan. Puluhan mantan pemain sepak bola yang tergabung dalam mantan pesepak bola Indonesia Timur mempertanyakan kemampuan mantan juru bicara Kelompok 78 itu sebagai Sekjen PSSI.
"Apa pengalamanya di sepak bola? Klub mana saja yang pernah diurus," kata mantan pemain Pelita Jaya di era Galatama, Mustafa Umarella, Senin (17/9). "Kalau tunjuk orang yang tidak mengerti (sepak bola), bagaimana kita bisa maju."
"Seharusnya pemilihan Sekjen PSSI itu mampu mengakomodir suara-suara baik dari wilayah Barat maupun Timur Indonesia. Jangan sampai seperti pemilihan sekarang ini, hanya mengakomodir kepentingan segelintir orang."
Latar belakang Halim Mahfudz yang tak bersinggungan dengan sepak bola, dikatakan Mustafa Umarella, sebenarnya tak pantas menjabat sebagai Sekjen PSSI. Oleh karena itu, Mustafa Umarella beserta rekan-rekannya menyampaikan surat keberatan kepada Ketua Umum PSSI terkait pengangkatan Halim Mahfudz.
"Kami tidak setuju dengan penunjukan itu. Ada orang yang lebih loyal di PSSI seperti Rudolf Yesayas malah tidak terpilih sebagai Sekjen. Hari ini kami sampaikan keberatan kami atas penunjukkan Halim. Kami akan tunggu sampai bisa bertemu Djohar," jelas Mustafa.
Halim Mahfudz sendiri terpilih di rapat Komite Eksekutif, Jumat (14/9). Menurut Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, pengangkatan CEO Halma Strategic itu punya alasan. Salah satunya karena Halim Mahfudz punya kemampuan dalam berbahasa Inggris.