Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kendati masih menimbulkan tanda tanya, hasil rapat kedua Komite Bersama di Hotel Ritz Carlton, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (20/9), telah membuat kedua kubu puas. Wakil PSSI sekaligus Ketua Komite Bersama, Todung Mulya Lubis mengatakan, hasil rapat kedua tersebut paling tidak mencegah sepak bola Indonesia terkena sanksi FIFA.
"Sebenarnya, hasil yang dicapai tidak ideal dan tidak sempurna. Tapi, kami sudah membuat kemajuan. Kita semua menganggap bahwa hasil yang dicapai adalah penting. Ini karena pada 24 September 2012, FIFA akan melakukan rapat Komite Asosiasi. Tentu, Komite Asosiasi menunggu laporan dari Komite Bersma terkait sepak bola Indonesia," kata Todung Mulya Lubis dalam jumpa pers di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (21/9).
"Dalam rapat tersebut, Presiden AFC, Prince Abdullah sendiri hadir. Kehadirannya, karena diminta untuk melaporkan perkembangan penyatuan liga. Kalau tidak ada perkembangan dikhawatirkan akan ada sanksi. Kalau sanksi dijatuhkan, tentu kita akan mengalami kemunduran dan itu akan merugikan sepak bola Indonesia ke depan," jelas Todung.
Selain Prince Abdullah, rapat kedua Komite Bersama sendiri juga dihadiri Sekjen AFC Alex Sossay, dan Direktur Anggota Asosiasi dan Hubungan Internasional AFC, James Johnson. Di rapat itu, Komite Bersama menelurkan lima poin penting seperti tentang penyatuan liga, tim nasional, kongres, pengembalian empat anggota Komite Eksekutif, dan revisi statuta.
Namun, lima poin itu sendiri nyatanya masih dipersepsikan berbeda. Perihal tim nasional Indonesia misalnya. Todung Mulya Lubis mengatakan bahwa timnas akan tetap di bawah PSSI. Adapun La Nyalla Mahmud Mattalitti, menyebut bahwa timnas Indonesia akan dikelola Komite Bersama.