Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Perbedaan pendapat terkait pengendali timnas memang sempat membingungkan. Sebelumnya pihak KPSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti berpendapat bahwa rapat kedua Komite Bersama memutuskan timnas berada di bawah Komite Bersama. Ini tentu berbeda dengan Todung Mulya Lubis yang sebelumnya mengatakan bahwa timnas tetap di bawah PSSI.
Akan tetapi, perbedaan itu akhirnya menemui kejelasan. Dalam surat yang dikirim oleh Sekjen AFC, Alex Soosay, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) mengatakan bahwa timnas di bawah yurisdiksi PSSI. Dan, belakangan pengelolaan timnas oleh PSSI pun diakui oleh La Nyalla.
"Saya sudah baca suratnya. Tidak ada yang salah. Memang begitu. Sama persis dengan minute of meeting Komite Bersama di Kuala Lumpur, yang dilaporkan ke saya oleh utusan kita, Djamal Aziz," kata La Nyalla, Sabtu (22/9). "Jadi saya setuju. Timnas harus satu itu juga betul. Timnas harus membawa payung PSSI itu betul."
Hanya saja, La Nyalla berharap timnas dikelola dengan cara profesional. "Bagaimana manajemen disebut profesional? Kalau tiba-tiba tidak jadi berangkat. Padahal sudah dijadwal. Bagaimana disebut baik? Kalau pemain kita melakukan pemukulan didukung oleh ofisial dan dikatakan demi bangsa. Olah raga tidak mengenal itu," kata La Nyalla.
"Pemain adalah aset sebuah klub yang dibeli dengan harga mahal. Tidak mungkin klub mau melepaskan pemainnya ke timnas yang manajemen dan ofisialnya tidak profesional, dan dilatih oleh pelatih yang bukan terbaik. Kalau pemainnya sakit atau cedera bagaimana? Apalagi timnas diputar ke sana kemari dan ditiketkan. Untuk apa itu semua? Tentu klub tidak akan mau melepas."
"Kami sudah menyiapkan tim yang terbaik. Diisi para pemain terbaik dari kompetisi terbaik. Dilatih oleh pelatih terbaik. Ini semua kami lakukan demi harga diri Indonesia di kancah internasional. Silakan Komite Bersama merekomendasikan tim ini sebagai timnas Indonesia. Simple kan," ujarnya.