Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pertemuan kedua Komite Bersama di Kuala Lumpur Malaysia, Kamis (20/9), telah memunculkan lima poin. Salah satunya menyebut bahwa tim nasional Indonesia harus satu.
Adanya keputusan itu sendiri mau tak mau membuat dua tim, baik yang dikelola PSSI maupun KPSI harus menjadi satu. Peluang perombakan di jajaran pelatih pun kemungkinan bisa terjadi.
Namun demikian, asisten pelatih timnas versi KPSI, Wolfgang Pikal mengaku tak masalah. Dengan jiwa besar, ia akan menerima apapun keputusan, termasuk apabila tak dipakai timnas jika ada perombakan.
"Saya, tidak masalah. Alfred Riedl saya pikir juga tidak masalah," kata Wolfgang Pikal lewat pesan singkat kepada Bolanews, Minggu (23/9). Hanya saja, pria kelahiran Wina, Austria, 1 November 1967 itu berharap timnas diisi pemain terbaik.
"Sebetulnya, selama dua minggu melakukan pemusatan latihan di Batu Malang, Jawa Timur, timnas KPSI sudah sangat baik. Harmonisasi antara tim, staf pelatih dan manajemen juga sudah sangat luar biasa. Tetapi, agar Indonesia selamat dan tidak kena sanksi, ya, mau tak mau harus bersatu."
"Namun, saya berharap dipilih pemain terbaik, jangan melihat dari kompetisi a atau b. Alfred Riedl juga berharap seperti itu," sambung Wolfgang Pikal.
Sementara itu, asisten pelatih timnas PSSI, Fabio Oliviera beberapa waktu lalu, belum bisa bicara banyak terkait kemungkinan adanya perombakan di jajaran tim pelatih timnas. Ia hanya menyerahkan hal itu sepenuhnya kepada PSSI.
"Yang pasti, saya punya kontrak di timnas PSSI. Jadi, untuk sementara kewajiban saya adalah melatih. Kalau mereka mau memutuskan, silakan saja, saya tidak mau ambil pusing," terang Fabio.