Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Setelah menuntaskan sejumlah laga di tingkat provinsi, Liga Pendidikan Indonesia Piala Presiden akhirnya memasuki babak final nasional. Berdasarkan rencana, final nasional event yang diprakarsai oleh Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud), Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora), serta PSSI itu akan dilakukan pada Oktober 2012.
Pihak panitia penyelenggara sendiri sebelumnya sudah memastikan bahwa untuk putaran final nasional akan diikuti oleh wakil dari 33 provinsi. Ke-33 wakil dari masing-masing provinsi itu akan terbagi dalam delapan grup yang akan bermain di delapan kota di delapan provinsi.
"Nantinya hanya juara grup yang akan melaju ke babak semifinal yang akan diselenggarakan di Jabodetabek," kata sekretaris Kepanitiaan Nasional LPI Piala Presiden, Edhi Prasetyo.
Lebih jauh, Edhi mengatakan pembagian grup sudah ditetapkan. Grup A akan diisi oleh Aceh Sumatera Utara, dan Jambi. Grup B diisi Sumatera selatan, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bangka Belitung. Grup C dihuni Banten, Bengkulu, Lampung, dan Jakarta. Grup D diisi oleh Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
Adapun di Grup E Jawa Timur tergabung bersama Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Grup F diisi Bali, Papua, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur. Grup G meliputi Maluku Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Sedangkan Grup H bercokol Papua Barat, Maluku, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan.
Sementara itu, dalam kesempatannya di acara Workshop sekaligus Drawing Liga Pendidikan Indonesia di Hotel Mega Anggrek, Jakarta, Senin (24/9), Deputi Bidang Pembudayaan Olah Raga Kemenpora, Tunas Dwidharto, berharap Liga Pendidikan Indonesia bisa bermuara ke hal lebih baik. Oleh karena itu, sambungnya, diperlukan pembicaraan lebih lanjut antara Kemendikbud, Kemenpora, juga PSSI perihal Liga Pendidikan Indonesia.
"MoU antara Kemenpora, Kemendikbud, dan PSSI mengenaii Liga Pendidikan Indonesia sebenarnya sudah cukup lama. MoU itu kurang lebih ditandatangani 5 tahun lalu. Dengan kenyataan itu, sudah barang tentu olah raga mengalami perubahan. Oleh itu dalam workshop ini kita harus kembali mengkaji, mana pasal yang masih bisa dipakai dan mana pasal yang harus diganti. Mudah-mudahan dengan cara ini, Liga Pendidikan Indonesia bisa lebih baik ke depannya."
Pernyataan Tunas Dwidharto itu sendiri diamini oleh Sekretaris Ditjen Pendidikan Dasar Kemendikbud, Thamrin Kasman. Lantas, ia pun mengajak semua pihak yang terlibat dalam Liga Pendidikan Indonesia untuk menyempurnakan turnamen tersebut agar pembinaan usia muda bisa terus meningkat.
"Liga Pendidikan Indonesia sebenarnya merupakan sebuah sarana, bukan hanya olah raga tapi juga sarana olah pikir. Oleh karena itu, Kemendikbud mengajak Kemenpora dan PSSI untuk memikirkan wadah bagi anak muda Indonesia ini, sehingga wadah ini bisa melahirkan pemain berkualitas, tak hanya di sisi olah raga tapi juga pola pikir."