Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Air susu dibalas air tuba, peribahasa yang cocok untuk menggambarkan kisah asmara Antonio Cassano dengan mantan klub, AC Milan. Saat Cassano mengalami gangguan jantung di awal musim 2011/12, Milan merawatnya dengan penuh kasih dan kesabaran hingga pemain berusia 30 tahun itu sembuh lebih cepat dan diboyong Cesare Prandeli, allenatore Italia, ke Euro 2012.
Usai bermain cukup baik bersama Gli Azzurri di ajang Eropa, Cassano pulang ke Milan. Ia menuntut kontrak baru kepada klub yang sangat berjasa kepadanya. Milan menolak dengan alasan, kontrak mantan pemain AS Roma itu belum kadarluasa.
Merasa sudah tidak masuk rencana Massimiliano Allegri lagi, Cassano memutuskan cabut dari Milanello. Ulah Cassano tidak berhenti sampai di situ. Ia membuat publik I Rossoneri makin geram dengan menyeberang ke tetangga sebelah, Internazionale, rival tujuh turunan Milan.
Mimpi yang jadi nyata, mungkin itu yang ada di benak pemain yang terkenal kebengalannya ini saat hijrah ke tim milik Massimo Moratti. Inter merupakan tim idola masa kecilnya. Alhasil bermain di klub idola membuatnya kembali subur.
Hingga giornata enam, Cassano bermain sangat menyakinkan dengan mengoleksi empat gol.
"Inter adalah mimpi saya. Saya butuh merasa penting dan di Pinetina semua membuat saya merasakan itu," ujar Cassano.
Bertolak belakang dengan Giampaolo Pazzini. Dulu saat pertama kali mendarat di Pinetina, markas latihan I Nerazzurri, ia dipuja bak Dewa. Namun, setelah mengalami paceklik gol Il Pazzo dicampakkan. Habis manis sepah dibuang, peribahasa yang sesuai dengan nasib Pazzini. Tak terima dilecehkan, Pazzo hijrah ke Milan satu paket dengan Cassano.
Pindah ke kubu Silvio Berlusconi, Pazzini belum menemukan kembali ketajamannya, tapi hat-trick ke gawang Bologna di pekan kedua Serie A menjadi sinyal bahaya untuk Inter, ia belum habis.
Laga Derby della Madonnina, Senin (8/10) dini hari WIB, seolah menjadi ajang silang balas dendam.
Pazzini akan membantu Milan membuat Cassano menyesal telah meninggalkan klub, sekaligus bikin Moratti malu. Sedangkan Cassano ingin membuktikan keputusan Milan salah tak memperpanjang kontraknya.
Tentunya dengan meraih kemenangan di derby episode ke-156 di Serie A.