Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Rasisme di dunia sepak bola internasional bukanlah hal yang baru. Klub Inggris dan Spanyol kerap kali menghadapi masalah rasis, terakhir adalah kasus John Terry dengan Anton Ferdinand. Kancah sepak bola La Liga pun tak bisa dikatakan bersih dari kasus rasis tetapi presiden federasi sepak bola Spanyol, mengklaim La Liga paling bersih dari praktek rasisme.
UEFA sempat memberi denda sebesar 20.000 euro atau sekitar 247 miliar rupiah pada federasi sepak bola Spanyol akibat perilaku rasis fan La Roja terhadap striker Italia, Mario Balotelli di Euro 2012. Tahun lalu, pemain Barcelona, Dani Alves, juga pernah terlibat kasus rasis pada sebuah pertandingan. Sementara Samuel Eto'o adalah contoh paling gamang akan adanya rasisme di sepak bola Spanyol.
Namun, menurut Angel Villa Llona yang merupakan presiden federasi sepak bola Spanyol, mengatakan rasisme dalam sepak bola bukanlah suatu masalah. Jika dibandingkan dengan Premier League, Villa Llona menganggap Spanyol bersih dari rasisme.
"Tidak ada rasisme di Spanyol," tegas sang presiden.
Sang Presiden seperti menutup mata dengan apa yang terjadi di sepak bola Spanyol. Masih teringat ketika Thierry Henry mendapat cibiran dari mantan pelatih Spanyol, Luis Aragones. Namun, Villa Llona mengatakan itu bukanlah cerminan sepak bola Spanyol.
Sementara Dani Alves sempat mengatakan bahwa dia belajar untuk hidup dengan pelecehan rasis di sekelilingnya.
"Klub dan Liga selalu berusaha untuk menghentikan masalah ini. Selalu ada usaha untuk menghukum klub yang melakukan pelanggaran tetapi itu semua di luar kendali. Rasisme tidak akan pernah hilang," kata pemain asal Brasil.