Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kubu Chelsea merasa sangat dirugikan akan keputusan wasit Mark Clattenburg dan melancarkan komplain. Namun, kali ini komplain yang diusung The Blues bukanlah perihal kartu merah Fernando Torres, melainkan tentang bahasa yang digunakan sang wasit, yang dianggap berbau rasis.
Chelsea telah mengajukan dua tuntutan terhadap Mark Clattenburg, satu diantaranya mengenai bahasa yang digunakan sang wasit terhadap setidaknya dua anak buah Roberto Di Matteo. Clattenburg dianggap memperlihatkan bahasa tubuh yang dianggap rasis.
"Kami telah mengajukan keluhan ke delegasi Premier League berkaitan dengan bahasa yang digunakan wasit dan diarahkan kepada dua pemain kami. Delegasi Premier League akan melanjutkan keluhan kami ke FA. Kami tidak akan berkomentar lebih lanjut lagi tentang masalah ini," kata juru bicara Chelsea.
Sementara Clattenburg menyatakan dirinya akan bekerja sama dengan mengikuti aturan proses penyelidikan. Mengenai keluhan ini, organisasi yang membawahi wasit di Inggris atau Pejabat Pertandingan Profesional (PGMO), menyatakan akan mengurus kasus ini dengan serius.
"PGMO menyadari adanya tuduhan tersebut dan akan menindaklanjuti dengans serius. Sepenuhnya Mark akan bekerja sama terkait proses penyelidikan dan sangat terbuka dengan fakta yang akan ditunjukkan pihak Chelsea. Kami tidak akan memberi komentar lebih jauh sebelum penyelidikan dimulai," pernyataan resmi pihak PGMO.
Empat kru pengadil lapangan yang terdiri dari wasit, dua hakim garis, dan offisial keempat, menggunakan mikrofon yang digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisasi kesalahan membuat keputusan di lapangan. Namun, sayangnya percakapan diantara keempat wasit tersebut tidak dapat dijadikan barang bukti karena tidak direkam.