Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ancelotti, PSG Sedang Berada dalam Masa Krisis

By Syamsul Arif - Minggu, 18 November 2012 | 19:29 WIB
Carlo Ancelotti (Claudio Villa/Getty Images)

Germain, Carlo Ancelotti, mengakui bahwa timnya tengah berada dalam masa krisis, setelah mengalami kekalahan 1-2 dari Rennes, Sabtu (17/11) malam WIB, di Parc des Princes. Padahal sang lawan hanya bermain dengan sembilan pemain selama 40 menit.

Paris Saint-Germain (PSG) menjamu Rennes dalam lanjutan pekan ke-13 Ligue 1 2012/13. Pada pertandingan itu, PSG tidak diperkuat bintangnya, Zlatan Ibrahimovic, yang masih menjalani hukuman atas kartu merah yang diterimanya apda pertandingan melawan Saint-Etiene. PSG dikalahkan Rennes dengan skor 1-2, padahal tim tamu bermain dengan sembilan orang pada 40 menit terakhir laga. Tim tamu unggul terlebih dahulu pada menit ke-14 lewat gol Romain Alessandrini. Kemudian PSG berhasil membalas lewat gol Nene pada menit le-21. Pada menit ke-26, penjaga gawang Rennes, Benoit Costil menerima kartu merah dari wasit dan memaksa Rennes bermain dengan 10 orang. Namun, tim tamu malah kembali mencetak gol lewat Julien Feret pada menit ke-35. Pada menit ke-52, pemain Rennes kembali mendapat kartu merah, kali ini gilirn Jean Makoun yang menerima kartu kuning keduanya pada laga itu dan membuat Rennes bermain dengan sembilan orang. Sayangnya, PSG gagal memaksimalkan keunggulan jumlah pemain yang dimilikinya dan skor 1-2 bertahan sampai pertandingan berakhir.

Dengan hasil itu, PSG sudah menjalani tiga pertandingan beruntun di liga tanpa kemenangan. Menyikapi hal itu, Carlo Ancelotti menyatakan bahwa klubnya sedang berada pada  masa krisi dan ia ingin memperbaiki hal itu.

"Saya sangat marah. Saya tidak berpikir kami memiliki sikap yang bagus di lapangan. Sangat sulit dipercaya bahwa saat ini kami mengalami dua kekalahan di kandang dan itu bukan lah hal yang diinginkan tim," kata Ancelotti kepada Soocerway.

"Kami tengah berada dalam krisis. Kami harus keluar dari periode sulit ini secepatnya. Kami seharusnya dapat melakukannya mengingat sikap, karakter, dan profesionalisme yang kami miliki."

"Untuk keluar dari krisis, kami perlu melakukan perubahan. Saya akan mengubah sesuatu dan semua orang garus berbuat lebih banyak untuk tim."

"Saya di sini untuk membuat suatu tim. Namun, saat ini, kami bukan sebuah tim," tutup mantan pelatih Chelsea dan AC Milan ini.