Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

APPI Prihatin dengan Kondisi Pemain

By Frengky Aruan - Selasa, 4 Desember 2012 | 15:06 WIB
Diego Mendieta (Pasoepati.net)

Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) angkat suara. Lewat sang Presiden APPI, Ponaryo Astaman, APPI mewakili seluruh pemain mengucapkan keprihatinan atas meninggalnya pemain Persis Solo Divisi Utama, Diego Mendieta.

"Kami turut berbela sungkawa atas meninggalnya Diego Mendeita. Tidak hanya APPI, semua pemain pun bersedih," kata Ponaryo kepada wartawan di Jakarta, Selasa (4/12).

Diego Mendieta sendiri menghembuskan nafas terakhir di tanah perantauan pada Senin (3/12). Berdasarkan informasi yang didapat, striker asal Paraguay itu meninggal dunia lantaran komplikasi penyakit.

Menurut pasoepati.net, Diego sendiri sebelumnya sudah tiga kali berpindah rumah sakit. Awal November 2012, ia harus dilarikan ke RSI Yarsis Solo. Dalam pemeriksaan, Diego didiagnosis menderita tifus dan harus dirawat selama sepekan.

Selepas keluar, Diego nyatanya tak langsung sembuh. Empat hari kemudian, ia dibawa ke di RS PKU Muhammadiyah Solo. Namun dalam perawatan itu, penyakit Diego tak teridentifikasi. Lantas, ia pun dirujuk ke RS Moewardi. Di sana, ia dirawat hingga mengembuskan napas terakhir.

Ironisnya, dalam masa perawatan hingga tutup usia, Diego dilaporkan kesulitan membiayai beban rumah sakit. Hal ini karena gaji dan bonus dari piihak klub Persis Solo tak kunjung didapat. Karena hal itu pula, Diego batal pulang ke Paraguay untuk melanjutkan proses penyembuhan.

Ponaryo mewakili APPI mengaku prihatin dengan kondisi seperti itu. "Sebenarnya, masalah Diego sudah lama. Ia sudah mengadu kepada kami. APPI sendiri sudah turun tangan agar klub membayar tunggakan gaji para pemainnya. Namun, mereka selalu beralasan belum memiliki dana. Hal itu juga sudah kami tanyakan ke PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi yang diikuti Persis."

"Kami masih menunggu sampai saat ini. Kami akan tetap menuntut meski Diego sudah tidak ada. Tidak hanya ke klub, juga ke operator liga ISL atau juga IPL. Teman-teman di IPL juga mengalami hal serupa."

"Saya berharap tunggakan bisa diselesaikan sebelum kompetisi dimulai. Jika tidak dipenuhi juga, kami sepakat akan mogok dan tidak ingin bermain lagi. Ini langkah terakhir kami," jelas Ponaryo.