Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Potensi atau Kepentingan?

By Senin, 17 Desember 2012 | 10:14 WIB
Dwi Irianto, FIFA tidak netral. (Gonang Susatyo)

Sikap FIFA yang bermurah hati kepada PSSI disambut baik. Meski demikian, keputusan FIFA yang masih memberi perpanjangan waktu bagi PSSI justru mengundang pertanyaan sebagian pihak.

FIFA sepertinya malah tidak netral dalam kasus yang terjadi di PSSI. Langkah FIFA juga dipertanyakan karena seperti tidak mengetahui persoalan yang terjadi di federasi Indonesia. Padahal ada wakil FIFA dan AFC yang hadir dalam kongres PSSI di Palangkaraya.

"Bila FIFA netral, dualisme yang terjadi dalam federasi seharusnya membuat PSSI sudah dikenai sanksi. Apakah FIFA atau AFC tidak tahu masalah serius yang dihadapi Indonesia? Namun, saya menyambut baik keputusan FIFA,” ujar Dwi Irianto, Sekum Pengprov PSSI DIY.

Pernyataan dari DIY justru bertolak belakang dengan Jabar. Ketua Pengrov PSSI Jabar, Sukowiyono, mengatakan keputusan tersebut diambil FIFA setelah melihat langsung kondisi yang sebenarnya.

"FIFA mengambil keputusan tidak hanya berdasarkan informasi yang masuk, tetapi mereka datang langsung ke Indonesia. FIFA tidak bodoh, mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia," kata Sukowiyono.

Potensi yang dimiliki Indonesia membuat negara ini kembali lolos dari sanksi. "Kami ingin membantu karena mereka (Indonesia) memiliki potensi besar dalam sepak bola dan kita juga membicarakan tentang sekitar 200 juta masyarakat di Indonesia. Anda tidak akan salah jika berbicara sepak bola di sana," kata Sekjen AFC, Alex Soosay.

Selain potensi, AFC juga masih membutuhkan suara Indonesia dalam pemilihan Presiden AFC yang bakal digulir pada akhir Maret 2013. Cocok dengan deadline terbaru FIFA, bukan? (rsa/gon/buk)