Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Secara sepihak di Kongres Palangkaraya, Senin (10/12), PSSI membatalkan MoU Komite Bersama yang dibuat AFC. Sontak hal itu membuat Sekjen AFC, Alex Soosay, kecewa.
Seperti dilansir Sports247, Soosay menyebutkan MoU dibuat untuk memperbaiki keadaan sepak bola Indonesia yang terpecah. "Sangat mengecewakan karena MoU berumur pendek. Padahal, itulah satu-satunya cara untuk menyatukan Indonesia dalam satu payung," katanya.
AFC berharap masalah PSSI segera selesai. Menurut AFC, ada tiga isu utama yang harus dituntaskan, yakni pemulihan empat anggota Komite Eksekutif PSSI yang dipecat, revisi statuta, dan pembentukan satu liga profesional. Selain itu, masalah gaji pemain serta kematian striker asal Paraguay, Diego Mendieta, juga harus segera dituntaskan.
Sayang, Soosay tak menyebutkan langkah lanjutan yang mesti diambil terkait pembatalan sepihak oleh PSSI. Apalagi belum ada rilis resmi dari AFC terkait MoU tersebut.
"Seharusnya MoU masih tetap bisa berjalan sebagai acuan untuk menyelesaikan masalah sepak bola di Indonesia," kata Joko Driyono, anggota KB dari KPSI.
Sementara itu, PSSI berani membatalkan MoU karena menilai terjadi pelanggaran yang dilakukan pihak KPSI seperti melarang pemain LSI bergabung ke timnas.
Namun, di sisi lain, PSSI juga tak mau meneruskan MoU karena merasa banyak dirugikan. Mereka seperti kurang cermat dalam membaca isi MoU yang secara tidak langsung tak mengakui Kongres tahunan PSSI di Palangkaraya, Maret lalu. Hal ini terbukti dari isi MoU yang mengharuskan Kongres Biasa diadakan lagi dan berdasarkan voters KLB Solo 2011. (rsa)