Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Fan Zenit St. Petersburg meminta agar para pemain non kulit putih atau pemain gay untuk keluar dari Petrovsky Stadium. Hal ini merupakan tanda gangguan rasis yang terjadi di sepak bola Rusia yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018.
Landscrona yang merupakan kumpulan fan Zenit meminta agar klub favoritnya hanya memilih pemain berkulit putih dan tidak memiliki masalah perilaku seks yang menyimpang, seperti gay. Mereka menganggap pemain berkulit gelap hanya akan membawa masalah dan reaksi negatif, sementara pemain gay sangat tidak layak untuk klub.
Namun, pihak klub dengan cepat melakukan langkah preventif untuk mencegah timbulnya masalah yang lebih besar. Sang pelatih asal Italia, Luciano Spaletti menegaskan klub harus menghormati perbedaan yang ada.
"Bagi saya toleransi adalah hal terbesar yang harus dimengerti dan dihormati dengan menerima perbedaan yang ada. Sikap toleran mampu menghindarkan kita dari segala tindakan bodoh," kata Spaletti dilansir Daily Mail.
Pihak klub mengatakan kepada R-Sport bahwa mereka hanya akan mengambil pemain yang memiliki kemampuan. Mereka juga dengan tegas menghormati kebijakan yang telah dibuat, yaitu untuk mengembangkan dan mengintegrasi Zenit ke dalam komunitas sepak bola dunia.
Sejauh ini Zenit merupakan tim Rusia yan tidak memiliki pemain berkulit hitam, kecuali setelah pembelian Hulk dan Axel Witsel. Gelandang Prancis Yann M'Vila pun menolak untuk hijrah ke Zenit setelah mendapat ancaman pembunuhan.
"Saya meyakinkan semua pihak untuk bersikap apa yang dinamakan toleransi dan menghormati tradisi serta budaya yang berbeda. Saya pikir Zenit telah berhasil megenai hal tersebut. Tim ini terdiri dari pemain dari berbagai negara dan kelompok etnis berbeda untuk bekerja sama mencapai satu tujuan," tegas Spaletti.
Rusia harus segera menyelesaikan masalah rasis ini jika mereka masih memiliki keinginan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018.