Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dunia sepak bola Indonesia mencatat sebuah rekor pada tahun 2012. Ada empat Kongres yang dilaksanakan PSSI dan KPSI sepanjang tahun.
PSSI menggelar Kongres Biasa yang merupakan agenda tahunan di Palangkaraya pada 18 Maret 2012. PSSI mengklaim Kongres di Hotel Aquarius, Palangkaraya itu dihadiri oleh 90 persen anggotanya.
Pada hari yang sama KPSI mengadakan Kongres Luar Biasa di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta. Pada KLB ini terpilih La Nyalla Mattalitti sebagai Ketua PSSI versi KPSI dan sejumlah anggota Komite Eksekutif.
Sejak saat itu konflik PSSI memasuki babak baru. Pemanggilan pemain asal klub LSI untuk bergabung dengan timnas pada level apa pun di bawah komando PSSI tak pernah berjalan lancar. Kubu KPSI meminta klub LSI tidak mengirim pemain. Alasannya, Djohar Arifin sebagai Ketua Umum PSSI hasil KLB Solo 2011 sudah tidak diakui sejak KLB Ancol memilih Ketum baru.
PSSI Diakui
Melihat persoalan ini, FIFA dan AFC turun tangan dengan mengundang kedua pihak untuk menandatangani MoU di Kuala Lumpur pada 7 Agustus. Sebagai hasil MoU dibentuk Komite Bersama yang bertujuan mencari solusi atas permasalahan yang terjadi di sepak bola Indonesia.
Namun alih-alih konflik itu selesai di tangan KB, gesekan semakin memanas karena kedua kubu tidak pernah satu suara. Rapat KB akhirnya tidak menghasilkan keputusan yang menyelesaikan persoalan. Puncaknya adalah ketika terjadi perbedaan soal voter dan status Kongres yang harus digelar paling lambat 10 Desember.
Saat deadline, akhirnya PSSI dan KPSI memilih jalan sendiri-sendiri dan menggelar Kongres di tempat berbeda. PSSI menggelar Kongres Luar Biasa di Palangkaraya. Sementara KPSI mengadakan Kongres Biasa di Jakarta.
KLB PSSI memutuskan membatalkan MoU dengan KPSI dan membubarkan KB. MoU yang dibatalkan KLB PSSI Palangkaraya ini berisi kesepakatan untuk penyelesaian tiga hal, perubahan statuta, pengembalian empat anggota Komek PSSI yang dipecat, serta penyatuan liga.
KLB PSSI ini dicatat wakil AFC dan FIFA yang hadir dan diajukan ke Komite Eksekutif FIFA di Tokyo, Jepang, pada 14 Desember. (Erwin Fitriansyah/Fahrizal Arnas)