Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Belitan krisis finansial yang menimpa sebuah klub sepak bola tak selalu berbanding lurus dengan prestasi buruk. Coba tengok Malaga. Meskipun sejak sebelum musim 2012/13 bergulir sudah dirundung masalah keuangan, prestasi Los Boquerones sejauh ini mampu melampaui ekspektasi publik.
Sudah jatuh tertimpa tangga. Sebuah perumpamaan yang sesuai untuk menggambarkan perjuangan pasukan Manuel Pellegrini musim ini. Di saat sedang berjuang keluar dari lilitan masalah ekonomi, UEFA malah menjatuhkan sanksi kepada Malaga tak boleh berkompetisi di Liga Champion (LC) atau Liga Europa musim depan.
Padahal kompetisi Eropa yang menyediakan uang berlimpah adalah salah-satu solusi yang bisa ditempuh Malaga untuk mengatasi krisis saat ini.
Namun, deraan cobaan tersebut tak mengikis loyalitas para punggawa Malaga. Meskipun sudah berbulan-bulan gaji ditunggak dan utang klub yang menggunung, Joaquin Sanchez dkk. tetap menunjukkan profesionalisme tinggi.
Alhasil, hingga jornada ke-17 La Liga, Martin Demichelis cs. bertengger di posisi keempat klasemen dan menjadi tim dengan pertahanan terbaik di Spanyol. Mereka baru kebobolan 12 gol, jauh lebih sedikit dibanding Barcelona, Atletico Madrid, dan Real Madrid yang masing-masing telah kemasukan 19, 17, dan 17.
Prestasi Isco dan rekan-rekan tak cuma terjadi di kompetisi domestik, tapi juga di LC. Mereka telah melangkah ke babak 16 besar dengan status juara grup C tanpa terkalahkan.
Di Copa del Rey mereka juga belum gugur. Hasil imbang 1-1 di Markas Eibar pada leg pertama babak perempat final menguntungkan klub yang bermarkas di Estadio La Rosaleda itu.
Apa yang telah dicapai Malaga adalah sebuah bukti sahih, jika dalam sepak bola, uang bukan segala-galanya.