Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Toleransi Kami Sudah Banyak

By Senin, 7 Januari 2013 | 11:48 WIB
Tubani, PSSI senantiasa diberikan kemudahan dalam prosedur sewa. (Aning jati)

Awal tahun ini pengelola Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) membeberkan kewajiban pembayaran yang masih ditunggak PSSI. Tercetus kabar PSSI tak bisa lagi menggunakan stadion kebanggaan Indonesia itu sebelum utang dilunasi. Benarkah demikian?

Berikut petikan wawancara Aning Jati dari BOLA dengan Tubani, Kepala Unit 1 SUGBK, perihal tunggakan utang PSSI dan juga Persija, serta bagaimana kerja sama PSSI selama ini selaku penyewa SUGBK.

Bisa dijelaskan berapa sebenarnya utang PSSI kepada pengelola SUGBK?

Dari temuan kami, tunggakan PSSI mencapai Rp826 juta. Jumlah itu merupakan akumulasi sejak tahun 2007 dengan perincian baik uang sewa untuk menggelar pertandingan maupun latihan timnas. Sebelumnya, PSSI memang sudah beberapa kali melakukan pembayaran. Tapi, hingga sekarang belum lunas dan angka tadi merupakan kekurangan yang harus dilunasi.

Status SUBGK sebagai Badan Layanan Umum (BLU) membuat kami tiap tahun rutin diaudit pihak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Akhir tahun lalu, kami terpaksa kembali memberi laporan dengan data kekurangan tersebut.

Selama ini kami sudah banyak memberikan toleransi kepada PSSI. Namun, kami hanya melaksanakan apa yang menjadi tugas kami. Hal ini juga tak bisa dibiarkan lagi, harus ada komitmen dari PSSI untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.

Toleransi seperti apa yang dimaksud?

Selama ini PSSI selalu men­dapatkan kemudahan dalam prosedur sewa-menyewa. PSSI tak pernah dipersulit meski seharusnya kami menjalankan aturan yang sama dengan penyewa lain. Fungsi utama SUGBK sebagai fasilitas olah raga serta hubungan dengan PSSI membuat kami senantiasa mempermudah prosedur.

Di luar PSSI, penyewa SUGBK seperti misalnya penyelenggara konser ataupun kegiatan keagamaan harus menaati regulasi yang ada. Contohnya, mereka harus sudah membayar uang sewa maksimal H-7. Juga memesan stadion jauh hari.

Tapi untuk PSSI, hal itu tak berlaku. Kami sering merasa kelabakan dengan jadwal PSSI yang berubah-ubah. Padahal tak mudah bagi kami untuk menyusun agenda penggunaan stadion jika selalu mendahulukan PSSI.