Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Keputusan Aeng Suarlan Disorot Komite Wasit

By Frengky Aruan - Senin, 7 Januari 2013 | 21:55 WIB

Nasib wasit asal Jawa Barat, Aeng Suarlan di sepak bola Indonesia bisa saja berujung buruk. Pasalnya, keputusan kontroversialnya di laga pembuka Indonesia Super League (ISL) musim 2012/13, yang mempertemukan Sriwijaya FC melawan Persiba Balikpapan di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, akan ditindaklanjuti oleh Komite Wasit KPSI. Hal ini juga dibenarkan oleh Jimmy Napitupulu, anggota Komite Wasit.

"Melihat keputusan yang telah dilakukan oleh Aeng Suarlan, dalam waktu dekat ini kami akan melakukan pemanggilan dan segera mengevaluasi kinerjanya di lapangan. Hasil dari evaluasi itu kami akan melihat apakah dia akan diistirahatkan untuk sementara waktu atau tidak," kata Jimmy Napitupulu di sela-sela Workshop Law of The Games FIFA di Kuningan, Jakarta, Senin (7/1).

Sementara itu, salah satu anggota Komite Wasit lainnya, Purwanto, menilai keputusan yang dikeluarkan Aeng Suarlan cukup fatal. Di menit-menit terakhir pertandingan Sriwijaya FC melawan Persiba, Aeng seharusnya memberikan kartu merah kepada Ferry Rotinsulu, bukan kartu kuning. Kartu merah dianggap pas lantaran Ferry menangkap bola di luar kotak penalti.

"Jadi, nanti akan kami putuskan. Kami tentu harus fair. Kalau ada kesalahan tentu harus ditindaklanjuti dan tidak boleh ada pembiaran. Kami juga akan memberi penjelasan kepada wasit yang bersangkutan," jelas Purwanto.

Sebelumnya, Aeng Suarlan juga sempat mengeluarkan keputusan kontroversial di beberapa laga. Pada pertandingan Persisam Samarinda melawan Persema Malang, 3 Oktober 2010 misalnya, keputusannya memberi penalti kepada Persisam pada menit ke-68, dianggap tidak wajar. 

Oleh pelatih Persema kala itu, Timo Scheunemann, sikap Aeng Suharlan yang biasa-biasa saja kala Julio Lopez mengeksekusi bola dari titik putih bahkan turut disayangkan. Menurut Timo, dua pergerakan yang dilakukan J-Lo sebelum menyepak bola tidak bisa dibenarkan. Menurutnya, pemain hanya cukup melakukan satu pergerakan saja saat menendang bola dari titik putih.