Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Musim lalu, sebagian besar kontestan Liga Primer Indonesia (LPI) berada di bawah naungan Konsorsium PT Mitra Bola Indonesia (MBI) yang mendanai kompetisi.
Sebagian besar klub tersebut juga mengalami krisis finansial yang berujung pada penunggakan gaji pemain dan pelatih. Namun, tunggakan itu telah dibayarkan melalui rasionalisasi gaji.
Terkait dengan PT MBI, CEO PT LPIS Widjajanto menolak untuk memberi komentar lebih lanjut. "Tanyakan saja pada klub karena hubungannya langsung kepada klub," katanya.
Tampaknya sejumlah klub sudah mulai patah arang dengan konsorsium. Contohnya adalah Persijap, yang musim lalu bernaung di PT MBI.
"Musim ini, kami sudah lepas dari konsorsium. Kami juga tidak mendapat dana dari APBD. Jadi, Persijap sepenuhnya mandiri. Bukan kami yang ingin lepas dari konsorsium, tapi konsorsium yang menghendaki agar kami melepaskan diri," ujar Sugiyanto, Sekretaris Persijap.
Fakta tersebut Persijap memilih menggali dana sendiri untuk mengikuti kompetisi. Apalagi memang tidak ada tanda-tanda dari konsorsium mendanai klub.
"Konsorsium sudah tidak memberikan dana lagi bagi klub. Daripada berharap pada konsorsium, lebih baik kami menggali potensi sendiri," tuturnya.
Sementara itu, Persiba Bantul masih bersabar menunggu kepastian dari konsorsium.
"Jawabannya memang masih sama. Konsorsium masih menunggu dari penyandang dana. Jadi, ya konsorsium masih mati suri," ujar Briyanto Anwar Syarief, manajer Persiba. (rsa/gon)