Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
20 Januari mendatang. CLS menjadi pemuncak klasemen sementara dengan lima kali menang dalam enam pertandingan.
Namun, catatan itu tidak membuat CLS puas. Sebaliknya, mereka berlatih sangat keras setelah berakhirnya seri I di Bandung. CLS ingin lepas dari cap spesialis menang tegang.
Kenapa CLS spesialis menang tegang? Kalau klasemen sementara NBL Indonesia hanya mengacu saat halftime, CLS cuma berada di posisi kedelapan. Mereka hanya merebut satu kemenangan. Artinya, CLS selalu tertinggal lebih dulu. Baik itu saat melawan tim tangguh seperti Dell Aspac Jakarta dan Garuda Kukar Bandung, tim kuda hitam macam Hangtuah IM Sumsel, maupun tim medioker semisal Pacific Caesar Surabaya dan Satya Wacana LBC Angsapura Salatiga.
Kecuali kalah melawan Aspac, CLS bisa membalikkan kedudukan dan akhirnya memetik kemenangan ketika melawan empat tim lainnya. Dari enam game, Dimaz Muharri dkk hanya mampu mengungguli Stadium Jakarta dengan skor tipis 36-31 saat halftime.
"Saya tentu saja tidak ingin tim ini kembali menang dengan cara tertinggal di babak pertama,"ucap Eduard "Dong" Santos Vergeire, pelatih kepala CLS. "Kami melakukan persiapan sangat serius menjelang seri II. Saya kira tim kami sekarang jauh lebih siap," imbuh pelatih asal Filipina tersebut.