Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
klub peserta memulai tahap akhir persiapan.
Tiga kegiatan, yakni negosiasi kontrak pemain, menggelar laga uji coba, dan mencari sponsor, menjadi fokus utama yang dilakukan sebelum kick-off kompetisi.
Kendati sudah menggelar latihan, banyak klub yang hingga sekarang masih belum membereskan kontrak pemainnya, seperti yang terjadi di PSIM. Negosiasi di tubuh PSIM berjalan alot karena para pemain lama yang direkomendasikan pelatih meminta kenaikan nilai kontrak.
"Dari 16 pemain lama yang direkomendasikan, baru lima yang sudah sepakat dan menandatangani kontrak. Yang lain ingin kontraknya dinaikkan. Belum ada titik temu,” kata pelatih PSIM, Maman Durachman.
Maman ingin kesepakatan segera dicapai karena tawaran beruji coba sudah berdatangan. "Bila nego belum beres, uji coba melawan Deltras pada Jumat (18/1) gagal," katanya.
Uji coba memang menjadi bagian penting masa persiapan. Tak heran bila klub terus menggelar laga ini. Bahkan, Persebaya sejauh ini telah menggelar delapan kali uji coba. Terakhir, Bajul Ijo bertemu PSIS Semarang, Minggu (13/1) di Gelora 10 November, Surabaya. Skor 0-0 menjadi hasil pertandingan uji coba tersebut.
Ketidakpuasan muncul dari kubu tuan rumah. "Masih banyak yang harus diperbaiki. Termasuk kebutuhan tim akan striker serta gelandang serang. Kami akan berkomunikasi lagi dengan pelatih soal kelemahan di sektor itu," ujar manajer Persebaya, Bambang Pramukantoro.
Urusan Dana
Tak hanya fokus pada soal teknis, urusan dana untuk membiayai pengeluaran selama kompetisi juga menjadi perhatian klub peserta. Persis Solo melalui Wali Kota Solo, F.X. Hady Rudyatmo, mengaku membutuhkan dana minimal Rp20 miliar dari sponsor untuk membantu Persis melewati satu musim kompetisi.
"Jumlah itu tak mutlak karena jika sudah punya Rp12 miliar tak ada masalah. Yang jelas, semua kebutuhan harus terpenuhi. Manajemen wajib putar otak mencari sponsor," ujar Rudi.
Jika Persis menargetkan angka minimal Rp12 miliar, lain halnya dengan Persekam Metro FC. Klub ini dikabarkan membutuhkan dana sebesar Rp15 miliar. Jumlah itu sudah disiapkan oleh klub yang didukung Pemkab Malang.
Lain pula kondisi manajemen Persipur Purwodadi. Mereka nekat menggadaikan sertifikat tanah demi membiayai perekrutan pemain. Klub ini bahkan telah membuka rekening bantuan dari masyarakat.
"Sebagai tim promosi, kami harus belajar hidup tanpa APBD. Bantuan masyarakat sangat kami butuhkan karena sulit bagi kabupaten kecil untuk menggaet sponsor,” kata Mulyadi, GM Persipur. (Gonang S./Wiwig P./Indra I./Fahrizal A.)