Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Saya Sampai Menangis

By Senin, 21 Januari 2013 | 14:30 WIB
Sony D.K., mengaku lebih stabil. (Rizal Syahisa/BOLA)

Seusai menembus perempat final Korea Terbuka Super Series pekan lalu, pemain Indonesia, Sony Dwi Kuncoro, melonjak peringkatnya ke nomor 5 dunia. Kini, dengan menembus final di Malaysia Terbuka Super Series yang berakhir Minggu (20/1), di Stadion Putra Bukit Jalil, peringkat Sony diperkirakan akan meningkat lagi.

Apa makna keberhasilan ini serta bagaimana Sony bersikap saat dirinya terlempar di luar 100 besar dunia? Berikut wawancaranya

Selamat atas tiket final ini.

Terima kasih. Betul-betul sebuah pertandingan yang melelahkan. Seperti saya perkirakan, Tago lebih ulet dan cepat dibanding (Sho) Sasaki (lawan di perempat final). Pukulannya juga lebih lengkap.

Tentang laga final?

Menapak ke final rasanya sudah bahagia sekali, Lee Chong Wei adalah lawan yang sangat berat. Apa pun hasilnya, saya tetap bersyukur.

Perasaan Anda kembali menjadi pemain nomor 5 dunia dan menjadi pemain tunggal terbaik Tanah Air?

Saya sampai menangis. Benar-benar tidak menyangka. Saya sudah merasakan sakitnya terlempar ke luar 100 dunia karena cedera, dan memulainya lagi di turnamen-tunamen kecil.

Apa yang Anda pelajari dari kejadian semua ini: terlempar 100 dunia dan kembali masuk jajaran pemain top dunia?

Saya lebih menghargai diri sendiri. Selama dibekap cedera, saya lebih banyak merefleksikan diri, mengamati, lalu mengatur diri sendiri. Ketika sudah mulai bisa latihan, saya menjadi lebih disiplin pada diri sendiri, kapan latihan, dan sebagainya.